Parenting Blogger Medan: Saya, Ibu yang Terdistraksi Gadget


SAYA ORANGTUA YANG TERDISTRAKSI GADGET




Kemajuan teknologi pada zaman now membuat gadget ataupun tablet menjadi kebutuhan pokok setiap orang.
Dan saya, termasuk salah satu orangtua yang sibuk dengan gadget, hingga sering si kecil pun tak dihiraukan (shame on me).

“ma, lihat ini ma! …………… Maaaaa!! Ma! MAMA!!

Salah satu anakku berteriak kepadaku dan aku tidak kunjung melihat ke arahnya karena terlalu fokus di depan laptop atau pun menatap layar handphoneku (shame on me part 2).

Buibu pernah seperti itu juga kah?
Memang, setiap orang punya hak untuk menggunakan gadget kapanpun dan di manapun. Tetapi, kalau berlebihan seperti ini, sampai mengabaikan anak sendiri, ahhh Naudzubillahi min dzalik.
Saya gak mau itu!

Istilah ‘distracted parenting’ atau gaya pengasuhan yang terdistraksi merupakan fenomena yang dimaknai sebagai penggunaan teknologi yang berlebih, khususnya untuk pemakaian telepon genggam, tablet, dan laptop, ketika sedang bersama anak.
Saya menemukan istilah ini dalam salah satu applikasi parenting yang saya miliki di handphone saya. Saya cukup tertarik ketika membaca judulnya. Dan seperti yang saya duga, saya termasuk ke dalam permasalahan seperti pembahasannya.
Sedih?
Sangat!
Saya malah merasa terpukul sekali.

Ternyata selama ini mata saya mostly tertuju pada handphone, bukan tertuju pada anak-anak saya.

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kecelakaan anak di tempat bermain dengan orangtua yang fokus dengan teknologi.
Alhamdulillah, saya belum sampai sejauh itu. Dan saya tidak ingin hal tersebut terjadi pada saya dan anak saya. Jangan sampai!
Semoga Allah SWT selalu melindungi kami.

Fyi, distracted parenting ini juga berdampak pada perkembangan sosial emosional anak.
Pada bayi misalnya, bayi itu melatih kemampuan sosialnya dengan cara menatap wajah dan kontak mata dengan orangtuanya. Nah, kalau orangtuanya fokus ke gadget ketika menggendong bayi mereka dan juga ketika sang bayi menatap si ortu, maka si adek bayi akan kehilangan kesempatan untuk melatih keterampilan sosialnya, dan bonding antara baby dan ortu sulit dibentuk.
Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa orangtua yang terdistraksi gadget cenderung merespon perilaku anak dengan kasar, yang mengakibatkan munculnya perilaku bermasalah pada anak (sumber: Chai’s play app)
Perilaku kasar ini sudah mulai muncul pada kasus saya. Ah betapa saya sangat terpukul membaca pembahasan ini.

Saya tidak ingin menyesal di kemudian hari, saat menulis ini, saya on process mengatasi kebiasaan saya menggunakan gadget ketika sedang bersama anak. Hingga suatu saat saya berharap, saya tidak bergadget ria di depan anak-anak.

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk melawan distraksi gadget ini;

Pertama, ketika sedang bersama anak-anak, saya tidak menggunakan gadget.
Awalnya, saya gelisah, karena sudah terbiasa bergadget ria. Ada penolakan dalam diri. Tapi saya bertekad untuk memiliki waktu yang berkualitas bersama anak-anak, menjauhkan gadget ketika bersama mereka, agar saya dapat menikmati indahnya proses tumbuh kembang anak-anak saya.

Kedua, saya focus pada komunikasi tatap muka bersama anak-anak
Saya fokuskan diri dan fikiran saya untuk bermain bersama anak. Menatap wajah anak-anak saya dan melakukan komunikasi dua arah. Saya menanamkan dalam diri saya bahwa perhatian saya adalah hal yang paling dibutuhkan oleh anak-anak saya.

Ketiga, memanfaatkan alat tulis.
Saya menahan diri saya ketika tiba-tiba muncul ide atau teringat sesuatu untuk dikerjakan di kepala dan ingin mencatatnya di handphone saya. Saya memanfaatkan kertas atau memo atau notes kecil atau kertas tempel, dan pinsil atau pulpen, dan saya letakkan atau tempelkan di tempat yang mudah saya lihat.

Keempat, saya berusaha untuk produktif dan juga responsive.
Saya aktif bersama anak ketika bermain. Saya membangun lego bersama mereka. Saya menggambar dan mewarnai bersama mereka, kami berlarian bersama-sama, maen alep berondok (petak umpet) bersama, membaca buku bersama, memasak bersama, dan aktivitas produktif lainnya bersama anak-anak.
Serta memberikan respon atas semua ucapan dan pertanyaan-pertanyaan dan perilaku yang mereka tunjukkan.
Saya sangat berharap bahwa anak-anak saya dapat merasakan bahwa saya menghargai mereka.

Kelima, prioritas pada janji saya.

Saya berjanji pada diri sendiri untuk menyediakan waktu bebas gadget  saat bermain bersama anak-anak saya, dan saya berusaha sekuat tenaga untuk menepati janji saya ini. Memprioritaskan janji saya ini.
Karena saya tidak ingin mereka kecewa dan membuat rasa percaya mereka kepada saya berkurang. Saya ingin menjadi orangtua yang dapat menjadi panutan  dan dan juga orangtua yang bijaksana bagi anak-anak.

Saya sadar, sebagai orangtua, saya tidak akan dapat sepenuhnya focus pada mereka. Saya juga memiliki kehidupan sendiri. Tapi hidup saya toh tidak akan berakhir kalau sebentar saja saya melepaskan gadget dari saya demi anak-anak.

Saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa anak-anak saya mengharapkan perhatian penuh dari saya.
Saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa anak-anak saya membutuhkan kasih sayang saya.

Salam
LinRaNa Mom

22 komentar:

  1. Kayaknya mah, ini problem ibu zaman now ya kak..

    Yang lebih pelik lagi, ibu asyik ikut kulwap tentang parenting, trus rajin ikut parenting, tapi Aksi untuk bener2 berubah gak ada.
    semoga bukan kita ya mak.

    BalasHapus
  2. Aku banget ini mbak, sekarang udah mulai berusaha nggak pegang hape sewaktu ama anak. Bahkan sepulang kantor sampe pagi pernah hape masih di jaket nggak diambil-ambil. Semoga kita bisa istiqomah menyelaraskan keluarga dan gadget.

    BalasHapus
  3. nice reminder akak...

    barangkali sbg tambahan bisa dibiasakan membaca buku (offline). ya nggak?

    BalasHapus
  4. Kak seperti tulisan yang ana buat. melihat fenomena yang berbanding terbalik banget sama di desa kak.. kemaren ikut program pengabdian. bahkan untuk melihat hp aja mereka masih keliatan aneh banget. justru hal tersebut yang dirindukan anak-anak sekarang. bermain dengan teman sebayanya di lingkungan dan bebas bercerita dengan orangtua khususnya anak-anak yang masih pada masa "Golden period" yang perlu distimulasi seluruh sistem perkembangannya

    BalasHapus
  5. Dulu aku banget ini kalau anak pegang hp selalu bilang nanti sakit mata nya,nah sekrang anak da bisa ngomong,"mama ni main hp aja" jadi sekrang aku main hp nya tengah malam atau saat anak tidur siang bahkan tak jarang bersambunyi2

    BalasHapus
  6. Ah.. kok kayak tertampar ya baca ulasannya mak. sepertinya aku juga sudah terindikasi nih.

    BalasHapus
  7. Betul lah ini...sekarang setan dah mutasi jadi gepeng. Dulu tv, vcd sekarang setan gepeng ini tantangan saya saya dan saya...

    BalasHapus
  8. memang iya, betul kali ini. saya pun di rumah gitu juga kalau pas lagi banyak kerjaan suka terdistraksi sama gadget. cuma kalau di tempat umum saya jarang buka gadget, kecuali pas lagi sendirian. banyak kan kejadian di mall gitu anaknya jatuh atau luka di arena bermain karena ortunya sibuk liat hp. kadang anaknya ngebully anak lain, emaknya ga merhatiin, lagi sibuk sama HP. moga-moga lah ya kita-kita ini lebih mawas diri lagi. kadang suka juga khilaf.

    semangat mak :D

    BalasHapus
  9. pengen ikutan ih acara2 parenting. tpi blum punya wadah yang banyak. kayaknya memang gadget jadi musuh buat ibu yang mempunyai anak di jaman ini yakan kak. candu soalnya org gegara gadget ini.

    BalasHapus
  10. Nice sharing Bun.
    Bisa dibilang ini adalah salah satu dampak dari _sisi mata uang_ Gadget ya.
    Buat FTM saja terkadang hal ini jadi dilema. Apalagi buat WM yang pekerjaannya mengandalkan gadget dan saudara sebangsanya. Tentu menjadi dilematis.
    Namun, bila disandingkan dengan konsep tawazun dalam Islam semoga tiada lagi galau berkepanjangan ya.
    .
    Thanks remindernya

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah emak awak dulu gak main gadget. Jadi sering ngobrol dan bermain bersama.
    Sepertinya emak zaman now ya?
    Btw, terimakasih Mak.

    Hemm. Kira-kira beberapa waktu ke depan. Problemnya seperti apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emak awak pin dulu ndak maen gadget, skrg juga ndak..

      Dulu gadgetnya blom tercipta. Hp pun blom ada 😆

      Hapus
  12. Mom pegang gadget boleh sebagaimana anak² juga boleh pgg gadget (khusus 3 thn ke atas). Tp ada waktunya. Disiplin waktu ini yg hrs dg komitmen penuh kita laksanakan. Saling mengingatkan yaa

    BalasHapus
  13. Iya bener sekali kak, gadget pun bikin awak terdistraksi dan kadang anak pun kepo sama yg kita lihat di hp, solusinya ya kita sebagai ortu harus pandai2 menggunakan hp di saat tdk bersama anak

    BalasHapus
  14. Ini adalah penyakit banyak orang tua, terutama keluarga muda.. Memang teknologi memudahakan kita dalam berbagai hal namun membuat kita menjadi kecanduan dan melupakan orang sekitar.

    Terimaksih sudah di ingatkan

    BalasHapus
  15. Samaa....i fell you mba..btw makasih tipsnya saya juga ingin melawan distraksi gadget ini..

    BalasHapus
  16. Tipsnya keren kak 👍 sy juga udh kecanduan gadget pengen melawannya juga 😔😔

    BalasHapus
  17. Wkwkwk jangankan jd ibu, bahkan dikantor aja kalo ngetik di hp, yg lain ngajak ngobrol trs lupa mau ngetik apa hahah

    BalasHapus
  18. Aduh! Pengakuan yang jujur ya kak? Aku juga! Dan ini terikut-ikut anak, jadi masing-masing sibuk dengan gadget. Tapi sekarang pelan-pelan sudah diubah.

    BalasHapus
  19. Penyakit jaman now ya kak, apalagi kalau emang pekerjaan cuma dari hp
    Ya Allah semoga memang gak terlalu kecanduan akan hp ya kita semua nihhh

    BalasHapus
  20. Kok ini zlebb banget kak ��������

    Aku kena banget ini ya Allaah.. bismillah belajar peraktekkin tips tipsnya. Tulisannya ngena banget kak

    BalasHapus