CT Scan di RS Bhayangkara Denpasar



Assalammualaikum wr wb

"Tidak sepatutnya seseorang merasa aman tentang dua hal, yakni kesehatan dan kekayaan." - Ali bin Abi Thalib
Pada puasa hari ketiga di Ramadhan 2022, anak  bungsuku terserang demam. Keesokan harinya disusul si sulung yang ikutan demam juga.
Si sulung (yang biasa dipanggil 'abang', 10 tahun) yang sudah berpuasa penuh, pun harus rela tidak berpuasa karena harus minum obat.
Di hari ketiga demamnya sudah hilang, tapi sakit kepalanya semakin menjadi. Awalnya saya berikan Paracetamol Forte, dan sakit kepala sembuh, tapi hanya sebentar. Selang beberapa jam sakit kepalanya muncul lagi.
Sekitar tiga malam, kami tidak tidur, karena abang terus kesakitan, dan saya bergantian dengan Pak Su memijat kepalanya yang sakit.

Sebenarnya abang gak menolak makan, tetapi setiap selesai makan dan minum obat, ia akan memuntahkan semua yang sudah ditelannya. Saya paham, pasti sakit sekali muntah itu.

Kami punya langganan dokter anak yang Alhamdulillah cocok dengan anak-anak. Eh sebenarnya cocok dengan abang, karena selama ini yang berobat selalu abang, si bungsu belum pernah sakit yang mengharuskannya konsultasi ke dokter. Biasanya dengan minum paracetamol dia sudah membaik.
Tetapi entah mengapa saya ingin konsultasi dengan dokter anak lain saja.
Setelah searching di google mengenai dokter-dokter anak terbaik yang ada di Denpasar, saya merasa kurang sreg juga dengan para dokter tersebut karena melihat testimoni yang ada. 
Hingga saya menemukan suatu laman tentang 5 dokter anak terbaik yang ada di Denpasar. Dan ternyata dokter anak yang biasa kami datangi untuk konsultasi itu termasuk ke dalam 5 dokter anak terbaik yang ada di Denpasar. Siapakah dokter tersebut? Nanti saya kasi tau di akhir cerita ya hehe

Malam senin, kami membawa abang ke RS Puri Raharja Denpasar, untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut dari sakit kepala si abang. Mungkin karena muntah-muntah terus, perutnya pun juga terasa sakit. Dan Paramedis di RS Puri Raharja malah lebih fokus pada pengobatan perut abang, padahal yang jadi masalah adalah sakit kepala abang. Dan kami pulang malam itu juga dengan dibekali obat magh dan paracetamol.
Dan  benar saja, malam itu kami masih begadang mendampingi abang yang sakit kepala, dengan bergantian memijit kepala abang.

Di Hari senin 11 April 2022, kami memutuskan menyambangi dokter anak yang biasa, yang pada hari itu, jadwal beliau adalah di RS BIMC di daerah Kuta. Cukup jauh dari rumah kami. 
Gimana ya kan... anaknya sudah kesakitan sekali. Gak tega lihatnya. Apalagi kami sudah 2 hari 2 malam gak tidur karenanya.

Jam 11 siang, kami bertemu dokter. Setelah beliau memeriksa abang dengan teliti, dan tidak menemukan penyebab pasti kenapa abang sakit kepala, dokter pun menyarankan agar abang mendapatkan perawatan dan CT Scan di RS Bhayangkara Denpasar. Beliau pun membuatkan kami surat pengantar, agar bisa mendapatkan perawatan hari itu juga, dan kemudian keesokan harinya dijadwalkan untuk CT Scan.
Alhamdulillahnya CT Scan bisa ditanggung oleh BPJS.

Kami tiba di IGD RS Bhayangkara Denpasar lebih kurang pukul dua siang. Dan mendapatkan kamar untuk rawat inap di lima jam kemudian. Sungguh melelahkan. Lama sekali. Pak Su  udah bete aja bawaannya. Jadi jam enam lebih kami pun menempati kamar kelas satu standar BPJS.

Ruangan kelas satu di RS Bhayangkara adalah kamar untuk berdua, memang rada kecil. Tapi lumayan nyaman sih menurut saya. Privasi setiap pasien sangat terjaga. Kedua tempat tidur pasien dipisahkan oleh kamar mandi (kamar mandi sharing berdua). Jadi kamarnya itu satu tapi dua, dua tapi satu. setiap kamar punya pintu sendiri-sendiri. Tapi di dalam ada dua ruang terpisah yang bisa diakses tanpa keluar dari pintu keluar. Setiap ruangan juga punya sofa bed, yang bisa difungsikan untuk tidur bagi keluarga yang menemani pasien.

Setelah kami menempati kamar rawat inap, saya tanya abang, bagaimana keadaan kepalanya. Katanya masih sakit tapi sudah berkurang jauh. Dibuktikan dengan abang tidak meminta kepalanya untuk dipijat. Abang sudah dapat menahan sakitnya. Dan rasa lapar pun datang.

Untungnya saya membawa nasi dan lauk ayam goreng dari rumah, buat jaga-jaga kalau-kalau abang lapar, karena sering muntah. Dan nasi yang saya bawa itu pun dihabiskan abang. Dan tak lama makanan sore pasien pun diantar, pun abang habiskan juga, kecuali sayurannya. Senang dan terharu juga melihatnya. sudah hampir tiga hari perut abang kosong ya kan, karena setiap makan yang paling hanya dua suap itu, harus dimuntahkan lagi. Selesai makan abang pun tertidur. Tidur yang nyenyak sekali, mungkin karena dua malam tiga hari tidurnya tak menentu.

Tapi perawat bilang bahwa setiap dua jam sebaiknya abang dibangunkan dan diminta untuk minum, supaya BAK. Walapun rasanya kasihan dibangunkan, tapi tetap saya bangunkan.

Jam tiga pagi, abang bangun, dan laparrrr. Saya kasi aja makanan yang sengaja saya beli untuk sahur nanti. Untungnya gak habis, jadi saya terusin makannya karena waktu sahur sudah tiba hehe

Setelah sholat subuh, dan tadarusan sebentar, saya baring lagi di sofa bed dan ketiduran sampai jam delapan lebih. Terbangun karena dibangunin perawat dan dokter yang lagi visit. Malu juga, gimana tadi saya tidurnya, celangap gak ya hihihihi

Ngobrol sebentar dengan dokter mengenai sakitnya abang, terus diingatkan untuk bersiap-siap untuk CT Scan jam sepuluh nantinya.
Sebelumnya abang sudah diminta berpuasa mulai jam setengah enam pagi hingga CT Scan selesai dilakukan. Puasa makan saja, minum tetap boleh, dan dianjurkan.

Jam sepuluh kurang, perawat datang untuk menjemput untuk dibawa ke lab. Tak terlalu jauh kok labnya dari kamar yang kami tempati.
Setelah mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan, kemudian saya diberi pengarahan tentang CT Scan, dan disuruh membaca dokumen-dokumen yang harus ditandatangani oleh keluarga pasien. Dokumen tersebut berisikan keterangan tentang  apa itu CT Scan, apa kegunaannya, dan juga resiko-resiko yang dapat ditimbulkannya.

Resiko yang ditimbulkan beragam. Dari mulai resiko yang ringan, sedang dan berat.
Resiko ringan, bisa pusing, muntah-muntah, dan gatal pada kulit. 
Resiko berat bisa berhenti nafas. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun...

Saya membacanya jadi gemetar. Saya bilang ke petugas labnya. Kok resikonya mengerikan. Apa semua yang CT Scan mengalami efek samping seperti yang tertera? Apakah banyak anak yang pernah CT Scan? Dan kalau muntah di dalam alat CT Scannya bagaimana?

Untungnya Alhamdulillahnya, petugasnya bicara hal-hal yang menenangkan. Walaupun kekhawatiran saya tetap ada.
Awalnya abang takut untuk diCT Scan. Ditambah infus di tangannya entah kenapa jadi terasa sakit. Terpaksa dipindahkan infusnya ke tangan satunya. Yang bikin dia tambah nangis karena pas mencabut infusnya sakit, dan pas memasukkan infusnya ke tangan satu lagi juga kesakitan.

CT Scan sendiri  ternyata tidak memakan waktu lama. Hanya lima menit saja lebih kurang.. Lebih lama di dipersiapannya. Alhamdulillah lagi, abang tidak mengalami efek samping dari CT Scan, seperti muntah, pusing, ataupun gatal-gatal di kulitnya.


Setelah selesai di CT Scan kami pun kembali ke kamar rawat.  Hanya dua malam saja abang dirawat di RS Bhayangkara. Dan sekarang kepala abang sudah tidak sakit lagi. 
Hasil CT Scan, di kepala abang tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. ALHAMDULILLAH ya Allah.


Ketika menulis ini, abang baru saja tiba di rumah dari rumah sakit.
Semoga abang selalu sehat, sehat yang berkah, dan bertambah-tambah ketaqwaannya kepada Allah SWT. 
Terimakasih pada teman-teman yang sudah turut mendoakan kesembuhan abang.
"Di balik penyakit ada sebuah hikmah. Tidaklah seseorang ditimpa sebuah penyakit melainkan Allah memberikan pelajaran kepada hamba-Nya karena tidak semua orang yang ditimpa penyakit lantas ia mati."

Salam

Eh iya, Dokter anaknya abang adalah Dr Yanitama Putri Sp. A
beliau berpraktek di Kimia Farma, Jl. Pattimura, Denpasar.
Juga di RS BIMC Kuta Denpasar, dan di RS Bhayangkara Denpasar.
Beliau adalah dokter yang ramah dan pintar. Rekomendid.

Baca juga:

27 komentar:

  1. Alhamdulilah...sehat-sehat ya lintang...syukur alhamdulilah hasil nya baik2 saja y kak.
    Baru tau jg Ada efek Dari ct scan. Sehat2 jg ya kak Vivi Dan keluarga disana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah sehat terus yaa Lintang... sisi positifnya jadi punya pengalaman CT Scan ya,, saya juga kadang parno baca kontraindikasi di kemasan kotak obat, duhh bahaya banget perasaan ntar efek samping obat anak, untunglah kenyataannya nggak seburuk yg dibayangkan.

      Hapus
  2. Gagal fokus sama Gaya tidur emak 😂 sepertinya membasah gitu sofa bed haha.. tapi asli kebayang mencekamnya anak sakit sampe berurusan ke CT scan segala. Semoga Allah angkat semua penyakitnya gak ada tersisa ya kak amin

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah hasil CT Scannya bagus. Abang lekas sehat yaaa. Jadi penasaran sakit kepalanya karena apa ya? Atau kecapean? Semoga mbak dan kelaurga sehat2 selalu, ya! Aamiin

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah sehat - sehat ya abg sayang biar kalau kita jumpa bisa main minecraft hehhheehehehe

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah ikut bahagia, karena abang ternyata sehat dan kembali pulih ya Mam. Semoga terus sehat dan makin soleh. Menarik banget ini pengalamannya, buat ilmu dan pengalaman saya. Walupun saya berdoa semoga tidak perlu ada yang sakit atau harus ada kegiatan ke rumah sakit sama sekali.

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah sehat-sehat terus ya Bang..enggak akan ada lagi yang dikhawatirkan. Semoga sekeluarga juga sehat semua
    Memang saat pandemi mau rawat inap ribet. Awal puasa suami saya kena DBD dan rawat inap..jam 10 pagi ke RS ...periksa, tes itu ini, masuk kamar transit jam 6 sore, masuk kamar inap jam 10 malam...dududu, suster jaganya (baca: saya) sampai bete

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah Abang sudah baikan
    Saya baca certinya mbalin ikut degdegan
    Emang sedih bercampur kalut sih kalau anak sakit
    Jadinya Abang sakit apa mba bisa sampai sakit kepala berhari-hari?

    BalasHapus
  8. Duh, ikut deg-degan bacanya. Alhamdulillah ya, Abang tidak ada apa-apa yang perlu dikhawatirkan. Sehat-sehat selalu buat abang. Salut buat kakak, dirimu kuat, semoga berkah selalu rezekinya

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah sudah lebih baik ya. Semoga sehat selalu.
    Memang sakit itu seolah tidak berarti ketika sehat. Tapi sebaliknya sehat sangat berarti pas kita jatuh sakit

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah sudah pulan ke rumah. Semoga sehat-sehat ya Bang!

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah.. si abang gak apa apa.
    Semangat terus membersamai anak anak ya kak Vi.
    Semoga sehatbterus sekeluarga disana.

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah selesai sudah kak penyakitnya. Tapi masih rada bingung pasti kan, sbenarnya apa sih penyakit si abang.
    Itu pernah awak alami. Setelah kejang dan gak sadar sampe sore. Begitu bangun dia lapar terus. Tapi hasil pemeriksaan gak ada yang pasti sakit apa. Beberapa bulan kemudian baru tau dia sakit TB

    BalasHapus
  13. Mungkin memang ada masalah dengan pencernaan, makanya RS fokus di lambung dengan obat maagh ya mbak. Soalnya saya kalau maagh atau asam lambung naik, pasti ngefek ke kepala. Dari migrain sampai menjalar ke seluruh kepala.. sakit sekali. Sampai suami hafal, kalau saya mengeluh sakit kepala, pasti tanyanya... telat makan ya, maagh kumat ya, aslam naik ya..

    BalasHapus
  14. Ya bisa juga sih ini kak tapi masih belum jelas juga ya dokter bilang sakit apa ini.
    Dulu aku pernah sakit kepala taunya mata minus.

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah akhirnya Lintang pulih dan sehat-sehat.

    Ct scan ini memang hanya menit ya bunVi tapi MasyaaAllah untuk persiapan jelang CT scan.

    Gak kebayang juga mencekam perasaan ortu terhadap side efek bila terjadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anyway, kok sedari awal baca artikel banyak quote-quote yang menarik ya

      Suka banget jadinya baca artikel ini, karena banyak kata berhikmah yang menjadi refleksi diri

      Hapus
  16. Alhamdulillah, awak bacanya sampe deg deg an kak Vi, apalagi tiba dibagian hasil CT Scan huhu, sehat sehat ya abang sholeh

    BalasHapus
  17. ngomong-ngomong soal CT Scan, baru aja kemarin jugga nemenin suami CT Scan, eman canggih ya alatnya, kagum sendiri sama hasilnya, jadi keliatan deh tuh penyakitnya apa aja hehe

    BalasHapus
  18. Aku agak trauma dengan CT Scan kak Vivi, akhir november lalu bapak saya juga di CT Scan setelah keluar dari sana dia gak sadar lagi dan aku tepat datang ke situ di lift diantar kemabali ke ruang rawat inap, gak sempat tatap muka karna aku baru sampai dari Medan.

    BalasHapus
  19. Pas baca di bagian awal bikin deg deg an kak. Alhamdulillah setelah dapat hasil CT Scan baru lega. Sehat-sehat ya Abang sholeh, kak Vivi dan keluarga.

    BalasHapus
  20. hua sehat2 kak vivi dan sekeluarga! ini lagi musimnya sakit kepala apa gimana yaa, sejak 3 hari yg lalu juga kepala sakit bgt, konsul lewat dokter dikasi obat vertigo huhu

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah anak lajang sehat ya kak, rupanya CT Scan juga ada efeknya seperti rontgen, mana biayanya mahal pulak ya kan

    BalasHapus
  22. Bersyukur sekali rasanya ya Kak Vivi... mengetahui bahwa si Abang nggak kenapa2,, I feel you deh menghadapi hal seperti ini hiks,, sulungku dulu pernah step waktu kecil rasanya mencekam kl ingat peristiwa itu di RS. Syafahullah terus yaa Bang Lintang,, Kak Vivi juga sehat2 yaa

    BalasHapus
  23. Saya baru tahu ada dampak buruk dari CT scan ya mbak. Dulu ingin sekali melakukannya namun ga ditanggung BPJS, hehehe. Alhamdulillah hasilnya normal ya mbak. Sehat selalu untuk mbak dan keluarga ya

    BalasHapus
  24. Waduh, getir aku tuh bacanya 🥺 syukur Alhamdulillah Abang gak apa-apa ya kak. Kuat banget kakaknya, salut 💪 ma syaa Allah

    BalasHapus
  25. Alhamdulillah Lintang tak kenapa kenapa. Perawat dan dokternya bijak banget ya, kak. Bisa menenangkan keluarga pasien agar tidak ketakutan.

    BalasHapus