Parenting Blogger Medan: Working Mom or Stay-at-home mom

Ada suatu artikel yang baru-baru ini saya baca di aplikasi parenting yang ada di HP saya, yang menurut saya bagus sekali pembahasannya.

Terkadang kita secara langsung ataupun tidak langsung pernah berucap yang sedikit banyak menyakiti teman-teman kita sesama ibu.



Seperti kita ketahui, setiap ibu memiliki jalan kehidupannya masing-masing kan?
Ada yang menjadi full time mom, ada yang bekerja penuh sambil mengasuh si kecil, ada ibu yang bekerja paruh waktu, ada juga ibu yang bekerja di rumah.

Sebagai sesama umat manusia, ada baiknya kita tidak semena-mena menghakimi atau menilai status orang lain.

Ada beberapa ucapan yang sebaiknya tidak kita utarakan kepada para ibu-ibu ini; baik itu full time mom, or working mom.

Pada stay-at-home mom, sebaiknya kita tidak ucapkan kalimat-kalimat berikut;

Jadi, ngapain aja seharian di rumah?

Hidup kamu tuh perfect banget! Tinggal ngurus anak di rumah.

Kalau saya sih, sayang sama gelar! Mendingan kerja lah.


Suami kamu pasti gajinya gede ya?!

Iri de, pasti waktu rileks kamu lebih banyak!


Nah, kalau kepada working mom, sebaiknya kita tidak mengatakan hal-hal seperti ini;

Gak kasihan sama si baby yang masih kecil?

Enak ya si kecil bisa dititipin ke kakek neneknya.

Kamu pasti terlalu suka sama kerjaan kamu ya?

Kalau saya sih, gak mau anak saya diasuh orang lain.

Kodratnya itu, seorang ibu yang harusnya ngasuh anak.


Dan kalimat-kalimat lain yang menyakiti.

Perih hati ini guys.... Terkadang kalimat-kalimat ini terucap dari mulut seorang ibu juga.
So, "Stop mom-shaming!" yang tidak bermanfaat bagi siapapun!


Salam
Vivi
LinRaNa Mom




Sumber bacaan: Chai's Play Application

22 komentar:

  1. Haha, saya sudah kebal kak vi..
    Bahkan pernah ada yang komen
    "Pantesan anaknya banyak. Orang nganggur di rumah.."
    Hahah, pengen tak ajak shopping tu orang

    BalasHapus
  2. Mau full time mom atau stay at home sebaiknya saling support, krn sesama orang yg telah melahirkan generasi. (Ntar battle lg lahiran normal vs SC, trus anaknya udah lahir ASI X apa ASIP vs sufor, trus pake ART apa gak, trus makan beli jadi vs masak sendiri, trus micin vs no micin) OMG ribet banget sik hidup kl gituhh. Please, just being happy moms

    BalasHapus
  3. Sebagus apapun pilihan kita pasti akan ada aja celah orang lain untuk mencela. Kalo daku sih selama kita tidak melanggar syari'at agama woles aja

    BalasHapus
  4. Setiap pilihan tentu akan akan konsekuensinya. Dah lah, urusin hidup masing-masing dan saling suport aja. Mau jadi ibu rumah tangga or ibu pekerja semua tetaplah ibu. Yang terpenting keluarga tetap terurus.

    BalasHapus
  5. Duh, kalau udah ngomongin ibu-ibu saya beneran nyerah deh, hehehe. Makanya, kadang ci Bunyang lebih baik di rumah daripada ngerumpi ama bu ibu yang nggak bisa berenti ngobrol hehe

    BalasHapus
  6. Memang, Mbak Vivi. Setiap kehidupan seseorang itu berbeda-beda, termasuk terkait sikonnya juga. Jadi ibaratnya, jangan mengukur baju kita pada orang lain. Bagusnya, mencoba menempatkan pada posisi orang lain. jadi bisa lebih mengerti dan memahami. Dan akhirnya, tidak asal berucap.

    BalasHapus
  7. Benar banget, Mbak. Tiap orang punya pilihannya sendiri, meski kodratnya sama. Sebagai ibu yang kerja di rumah, saya tahu kalau mereka yang kerja di kantor tetap akan menjadi IRT setelah sampai di rumah, meskipun jabatannya direktur atau rektor.
    Support keluarga lah yang menjadikan setiap perempuan bisa menjalani perannya, sebagai working mom atau stay at home mom

    BalasHapus
  8. Yang ngomong kayak gitu2 sih malah kebanyakan orang2 yang jarang piknik sih. Udah kebal aku tuh. Mau dijelasin kalau hari gini tuh kerjaan bisa remote semua kok kayaknya mereka nggak bakal ngerti juga.

    BalasHapus
  9. I fee you mom. Saya pernah merasakan di posisi working mom,omongan seperti itu nyesek banget. Sekarang saya jadi stay at home mom tetap juga mendapatkan omongan pedas seperti di atas. Jadi kayak enggak ada habis2nya lah mereka nyinyir.

    BalasHapus
  10. Saya ibu rumah tangga yang bekerja di rumah, respek pada working mom karena tahu mereka punya target perencanaan masa depan tersendiri. Perkara orang nyinyir di sekitar memang hal lumrah, tetapi saya bangga jika bisa berkontribusi membantu suami untuk meringankan bebannya sebagai kepala keluarga karena situasi rumah tangga setiap orang berbeda.
    Nyinyir itu pada dasarnya lahir dari watak yang selalu merasa ingin benar sendiri, ngurusin kehidupan orang lain karena kurang kerjaan dan menambah profesi di luar statusnya sebagai bigos alias biang gosip yang nyelekit. Apa faedahnya?
    Mati saling dukung saja. Bagi yang bekerja juga harap hargai profesi ibu di rumah karena pada hakikatnya mereka juga bekerja sepanjang hari di rumahnya demi keluarga.👍

    BalasHapus
  11. Kalimat-kalimat tersebut yang sering membuahkan sakit mental. Beberapa hari belakangan pun banyak kasus org tua bunuh anak karena kesal dengan nyinyiran orang lain atau bahkan keluarga terdekat. Wah serem bgt sih kalau udh begini

    BalasHapus
  12. Kasusnya masih banyak memang kalimat-kalimat di atas terjadi di lpangan. Semoga kita semakin bijak dalam berkomunikasi

    BalasHapus
  13. kalo kata orang jawa, urip iku mung sawang sinawang. orang seringkali cuma lihat luarnya saja..komentarnya hanya berdasar pengetahuannya sendiri saja, yg seringkali terbatas.

    BalasHapus
  14. hidup itu emang sawang-sinawang ya mbak. Terkadang bagi ibu yang fultime di rumah melihat ibu bekerja beranggapan enak ya anaknya bisa anteng ditinggal kerja dan bisa punya penghasilan sendiri. bagi ibu bekerja melihat ibu yg fultime di rumah beranggapan ibu itu enak deh bisa fokus di rumah mengasuh dan mendampingi anak-anak di rumah jadi gak perlu capek-capek kerja.



    ya begitulah, so, syukuri aja apa yang udah ada dalam genggaman kita.

    BalasHapus
  15. Istriku sebelum nikah bekerja full time. Sekarang benar benar jaga rumah dan ngurus anak. Makanya biar enggak bosan kusuruh ikut acara rutin seperti pengajian, kajian, atau seminar tertentu. Ibu yg stay di rumah maupun yg berkerja sama sama keren... Salut.

    BalasHapus
  16. Moms war itu emang nggak ada habisnya ya. Padahal kalau dipikir, setiap pilihan itu pasti ada plus minusnya. Mau stay at home mom or working mom sama-sama Ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga dan dirinya. Yang ngejudge kudunya diajakin piknik rada jauhan deh

    BalasHapus
  17. Semua nantinya akan aku serahkan ke istri aja, bagaimana nyamannya dia. 😊
    Kalau jadi fulltime mom, oke, kalau mau kerja juga oke, atau kalau mau usaha juga bakalan aku dukung

    BalasHapus
  18. Kayaknya mau stay at home atau working mom semuanya ada tantangan dan kelebihannya masing-masing Mau nyinyirin yang di rumah aja, mau yg bekerja, kayaknya gak banget ya orang kayak gitu. Dan aku masih sering juga mbak denger orang2 yg nyinyirin kayak gitu

    BalasHapus
  19. Santai aja mbak ga usah dibawa ke hati omongan kayak gitu. Bisa2 stress sendiri. Kebahagiaan kita ditentukan oleh diri kita sendiri

    BalasHapus
  20. Jadi emak2 ada aja omongan orang ya kak. Dibawa santuy aja. Belum tentu yang ngomong lebih baik dari yg diomongin, wkwk.

    BalasHapus
  21. Bener banget kak mau IRT atau ibu pekerja sama2 baik kok karena pilihan kembali kepada masing2 juga. Semoga ucapan kita selalu dijaga ya agar tidak menyakiti orang lain.

    BalasHapus
  22. Setuju banget, Mbak. Prinsipku kurang lebih: kita ga pernah tau apa yang udah mereka lalui. Jadi jangan nambahin dg komentar dan pertanyaan sotoy. Ehhehe.. btw aku juga install Chai ini. Bagus emang aplikasinya

    BalasHapus