Parenting Blogger Medan: Ketika Ku Terlanjur Membentaknya




Assalammualaikum wr wb

Hai parents, apa kabar?

Dalam tulisan kali ini, saya mau cerita apa yang saya lakukan apabila telah terlanjur membentak si kecil.

Tarek napas duluh,.

Bismillah

Orangtua seperti saya ini (mungkin juga parents sekalian) hanya manusia biasa yang bisa (sering kalo saya mah), melakukan kesalahan. Untuk itu saya mencari berbagai sumber baik tulisan maupun vlog-vlog yang membahas “apa yang harus saya lakukan agar ucapan dan perilaku saya tidak memberikan dampak yang buruk terhadap kehidupan anak-anak saya”.

Banyak sekali orangtua yang kesabarannya habis gegara tingkah laku anak yang tidak mau mendengarkan ucapan orangtua, termasuk saya yang memang tak sabaran ini.
Akibatnya, saya seringkali berbuat kesalahan alias sering ‘kelepasan’ berteriak memarahi anak saya. Hiks… (sedih aku tu).

Saya seringkali secara spontan membentak anak saya untuk mendisiplinkannya. Sejujurnya, saya tau dampaknya untuk anak saya. Dia akan menjadi kurang percaya diri, merasa takut atau bahkan menunjukkan sikap agresif.
Saya tahu anak yang sering dibentak dan dimarahi oleh orangtuanya akan memungkinkan anak tersebut menganggap dirinya tidak berharga dan merasa sulit dalam membina hubungan pertemanan yang baik.
Selain itu, ada juga anak yang justru merefleksikan dan meniru sikap orangtuanya kepada orang lain.

Saya tahu, tidaklah salah kalau saya sebagai orangtua ingin mengekspresikan rasa kesal saya. Tapi, saya harus bisa memilah cara yang tepat agar tidak memberikan pengaruh negative terhadap anak-anak saya.

Saya juga tahu, saya harus dapat menahan diri supaya tidak lagi membentak anak saya, saya harus memikirkan lagi situasi-situasi yang menjadi pemicu kenapa saya berteriak pada anak saya. Dan kemudian saya sendiri harus memahami dan menghindari situasi tersebut sebisa mungkin kedepannya.

Apabila saya sudah terlanjur berteriak atau membentak anak saya dan membuat dampak yang buruk dikemudian hari,  saya akan melakukan hal-hal berikut:

Pertama, Tarik nafas yang dalam agar saya tenang.
Saat saya terlanjur membentak si kecil, saya tarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan meredam amarah.
Otak dapat bekerja dengan baik ketika kita dalam keadaan tenang.
Terkadang saya kabur ke ruangan sebelah, atau ke kamar mandi. Rehat time satu menit, menenangkan hati.

Kedua, minta maaf kepada anak saya karena sudah membentaknya.
Setelah tenang saya minta maaf kepada anak saya. Saya berlutut sehingga pandangan mata kami sejajar. Saya peluk dia, dan saya minta maaf karena sudah membentaknya.
Anak saya perlu mendengar permintaan maaf langsung dari saya, agar ia juga dapat belajar bahwa permintaan maaf itu harus segera diucapkan setelah berbuat kesalahan.

Ketiga, menjelaskan maksud ucapan saya
Saya menceritakan kembali apa sebenarnya yang ingin saya sampaikan dengan suara yang jelas dan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak saya dengan suara yang lembut.
Setiap anak akan lebih mudah memahami ucapan orangtuanya atau gurunya, ketika mereka dalam keadaan tenang kan…?
Kemudian yang penting, saya menegur kesalahannya, bukan menyalahkan karakternya. Saya menjelaskan perilakunya yang saya anggap salah, dan memberikan solusi yang tepat untuk memperbaiki hal tersebut tanpa menciutkan harga dirinya.

Keempat, ambil hati anak.
Setelah saya dan anak saya berdamai, saya mencairkan suasana dengan cerita-cerita lucu yang bisa membuatnya tertawa, kemudian kami akan bermain permainan yang dia suka, atau membaca buku yang dia suka. Dan tak lupa saya katakan bahwa saya sangat menyayanginya dan bangga padanya, saya ingin dia merasa bahwa saya menghargainya.

So parents, hal kecil dapat menunjukkan dampak yang besar lho. Bersikaplah dengan penuh kesadaran saat mendisiplinkan anak-anak kita. Pahamilah diri kita sendiri dan bersikaplah dengan bijaksana dalam mengambil keputusan yang tepat, khususnya dalam hal pengasuhan anak.

Tetap semangat ya parents!!
Salam
Vivi
LinRaNa Mom




daftar pustaka: Chai's Play App

25 komentar:

  1. Aku juga melakukan hal yang sama mak. Cuma tambahan satu lagi, kata mak safitrie tarik luka mereka juga. Dengan menanyakan perasaannya saat kita bentak.

    BalasHapus
  2. Pernah ada bacaan yang bikin awak baper kak vivi..
    Katanya begini,

    anak juga punya hati, ketika berkali-kali disakiti dengan bentakan, meskipun berkali-kali kita juga minta maaf, mereka akan tetap mengingat sakitnya ketika dimarahi.


    Hiksss, kadang kok ya merasa besar kali dosa sama anak2 ini ya.

    BalasHapus
  3. Aku sama ponakan pun saking kesalnya pernah ngebentak mbak vii hiks
    Memang harus banyak sabaaaar

    BalasHapus
  4. Aku banget nih. kadangkala yaa ada juga kelepasan ngomong dengan nada yang tinggi ke anak-anak. meskipun sebenarnya udah ditahan juga.... tapi ya mau gimana lagi. kalo udah keceplosan gini yang saya lakukan ya kurleb sama dengan yang mom lakukan

    BalasHapus
  5. Iya, Mbak. terkadang kita ketelepasan ya, membentak anak karena ulahnya. Tapi bisa juga pengaruh, karena kita lagi capek, terus tambah ulah si ekcil. Padahal dengan membentak, bisa jadi menyakiti anak juga. Bahkan bisa saja si anak meniru membentak pada temannya atau adiknya. Bhakan kelak membentak balik kita.

    BalasHapus
  6. Iya mb, kadang serba salah ya. Pengennya sabar dan lemah lembut, tapi kok susah. Yang saya lakukan juga minta maaf dan berusaha mengambil hatinya. Smg kita bisa meminimalisir membentak anak ya mb..aamiin

    BalasHapus
  7. Aku sering banget marah2 sama anak. Karang nyesel kalau habis ngomel2 😭

    BalasHapus
  8. Keinget mbak, klau abis bentak anaknya, selang kemudian dia merasa bersalah dan minta maaf pada si anak, mbak. Tapi bahkan aku sama ponakan juga pernah sih, wkwkwk. dulu duluuu, abis itu merasa menyesal banget hehehee

    BalasHapus
  9. Yaoloh emang bener urusan bentak - membentak dan jejeritan ini adalah emak - emak banget.Semoga aku semakin sabar dan bisa mengecilkan volume suaraku.

    BalasHapus
  10. Suka kelepasan juga kak. Akhirnya anaknya pun mewek. Dan salah satu dampak jangka panjang kita membentak anak adalah anak akan gampang membentak orang lain. Termasuk kita orangtuanya, bukan sekarang, mungkin nanti saat ia dewasa. Hix.. Naudzubillah ya, semoga kita dan anak2 kita terhindar dari sikap jelek kyk gitu.

    BalasHapus
  11. Saya dulu sebelum tahu bahwa membentak anak itu tidak baik, kerap lakukan karena khawatir anak tidak menurut atau melakukan kesalahan berulang. Sekarang setelah tahu, saya pakai cara lain. Memberi tahu dengan alasan sebab akibat daripada membentak.
    Itu bukan perkara mudah karena saya juga kadang kelepasan jika menyuruhnya segera melakukan sesuatu atau jangan melakukan sesuatu yang buruk.
    Kita sebagai orang tua hanya bisa terus berupaya sepanjang hayat menjadi orang tua yang semoga sabar dan bijak.

    BalasHapus
  12. Saya pernah melihat adik perempuan saya, membentak anaknya.
    Terlihat sedih dari raut wajahnya, saya pun ikut kasihan melihatnya.
    Tetapi saya mencoba memberi pengertian ke adik untuk lebih sabar dalam menghadapi anak.

    BalasHapus
  13. aku itu ..hiks. Seiring tambah besarnya anak, duh bener deh, ada mbangkangnya, gaya bantah ala remajanya keluar.
    Dan itu butuh kesabaran yang ekstra besar
    Terima kasih sudah mengingatkan Mbak

    BalasHapus
  14. Wah iya niiihh, sebagai emak2 sering khilaf membentak anak, apalagi pas lagi capek berat huhuhu. Kalau udah gitu nyeselnya gak selesai2 ya mbak. Apalagi pas baca artikel parenting bahwa membentak anak berdampak buruk buat anak. Moga seterusnya kita bisa menahan diri aamiin

    BalasHapus
  15. Bakal kebayang dan teringat terus mbak kalau dibentak. Aku pernah spontan bentak ponakan, cuma habis itu langsung deketin, peluk dan minta maaf. Sampe sekarang kebayang wajah gusarnya, dan aku maaih merasa bersalah...

    BalasHapus
  16. Selalu ada saat2 ketika kita di situasi lepas kendali. Hiksss.. tp bnr sih mba artikel ini. Kalau sdh terlanjur, harus diperbaiki dengan langkah yang benar. Tfs ya mbaa

    BalasHapus
  17. aku banget, ketika membentak adek atau keponakan setelah itu pasti akan menjelaskan maksud dan asalannya, karena gak sembarangan membentak

    BalasHapus
  18. Saya kadang tanpa sengaja membentak anak, Mbak. Terutama saat sedang sangat lelah. Hiks.. sedih bianget rasanya. Hal sepele, memang, tapi bisa jadi innerchild anak.\Semoga kita semua bisa menjadi ortu yang lebih baik dan meningkat setiap hari. Aamiin

    BalasHapus
  19. Kadang secara ga sadar memang tiba2 ngebentak gitu ya kak, orangtua ga perlu gengsi minta maaf ke anak

    BalasHapus
  20. Saya juga segera minta maaf kl terlanjur mbilangin anak dg nada yg tinggi. Tp Alhamdulillah-nya anak sy kek udah paham, hihi. "Umi nonton drakor dulu kl gak, Mi... Biar Umi happy"
    Wkwk

    BalasHapus
  21. Saya dulu sering banget emosian sama si sulung. Terus setelah marah-marah dan si sulung tidur, kok baru nongol rasa menyesalnya. Hiks.. Seandainya saya bisa lebih sabar yaa sama dia dulu.

    BalasHapus
  22. Saya pun dulu sering dibentak gitu mbak, tapi alhamdulillah nggak terlalu berefek negatif buat perkembangan saya

    BalasHapus
  23. Eeeeerrrr, emosian sesaat ya :')

    Saya belum punya anak, tapi pas kerja dulu sempet ngebentak bawahan yang kemudian bikin saya nyesel. Langsung saat itu saya samperin, saya rangkul, saya minta maaf wgwgw :D

    BalasHapus
  24. Wow tips yang oke banget mom, boleh di terapin dirumah neh, karena aku juga kadang suka marahin anak klo hihiji

    BalasHapus
  25. Orang tua minta maaf sama anak jarang ya

    BalasHapus