![]() |
Sumber foto: depositphotos. Com |
Hari ini ada kejadian yang berhubungan dengan ibu mertua yang membuat Aline inhale exhale lagi.
Di kulkas, ditemukan 4 batang coklat. Ditemukan oleh Ano, si bungsu.
Ano tanya ke ibunya, "Ini coklat siapa ma? Boleh Ano makan?"
Aline bilang, kalau Aline tidak tahu itu coklat siapa. Coba tanyakan ke ayahnya atau ke neneknya.
Ano pun bertanya ke Amir, siapa yang punya coklat yang di kulkas, dan apakah Ano boleh memakannya.
Ternyata Amir pun tidak tau itu coklat siapa pemiliknya.
Di depan Amir dan Aline, Ano bertanya ke neneknya, siapa pemilik empat batang coklat yang ada di kulkas, dan apakah Ano boleh memakannya.
Neneknya bilang, bahwa itu coklatnya Tante Tiara, adik ipar Aline, "sudah makan saja No!" Kata ibu mertua kepada Ano.
Lalu Aline bilang, kalau memang itu punya Tante Tiara, Ano lebih baik telepon dulu Tante Tiara, yang sudah kembali ke kota asalnya, guna mendapatkan izin untuk memakan coklat tersebut.
Tapi ibu mertua bersikeras, bahwa Ano tidak perlu minta izin ke Tiara untuk memakan coklat tersebut. Dimakan saja langsung.
Lalu Amir segera menelepon Tiara untuk meminta izin memakan coklat tersebut. Tapi Tiara tidak menjawab telepon tersebut.
Amir lalu berkata kepada Ano, "Sabar ya No, mungkin Tante Tiara sedang sibuk. Nanti kita coba telepon lagi." Ano pun setuju, dan kemudian pergi bermain.
Di dapur, Aline makan sore, dan Amir minum kopi di samping Aline. Ibu mertua datang membawa sayur-mayur yang baru dipetik dari kebun kecil beliau di samping rumah. Sambil menyiangi sayur, ibu mertua berbincang dengan Amir dengan menggunakan bahasa daerah. Walaupun tidak seratus persen mengerti, tapi Aline tahu bahwa Amir dan ibu mertua sedang berbincang soal izin makan coklat ke Tiara.
Ibu mertua mengomel, untuk apa izin-izin. makan saja langsung. Amir menjawab, bahwa itu latihan untuk anaknya, bahwa tidak boleh sembarangan mengambil milik orang lain tanpa izin. Sedangkan jika Ano ingin memainkan mainan Nof, atau Nof yang ingin membaca buku cerita milik Ano, anak-anaknya harus minta izin satu sama lain, apalagi ingin memakan coklat yang tidak tahu milik siapa.
Tapi ibu mertua tetap mengomel dengan bahasa daerah. Dan Aline tahu jika ibu mertua menyalahkan Aline.
Tak lama kemudian, Tiara menelepon balik ke handphone Amir. Setelah berbasa-basi, Amir bertanya coklat di kulkas milik Tiara atau bukan, bolehkah di mana oleh Ano?
Tiara bilang boleh, makan saja. Coklat itu yang beli ibu mertua, untuk Nof, Ano, dan ketiga anak Tiara.
Lah, bagaimana ibu mertua ini. Ternyata coklat itu bukan milik Tiara, tapi milik ibu mertua. Kenapa ibu mertua bilang kalau coklat itu milik Tiara? Kenapa tidak langsung bilang bahwa coklat itu milik ibu mertua, dan langsung izinkan saja Ano memakannya. Tak perlu mengomel dan menyindir-nyindir. Ribet sekali ibu mertua ini. Aline heran to the max.
Tiara bilang, makan aja coklatnya. Kemaren itu juga Tiara membuka satu kotak besar susu UHT milik Nof tanpa izin.
Dan reaksi ibu mertua seperti "Udah kubilangkan, ngapain izin-izin, kemarin kami juga buka susu kalian tak pakai izin kok".
Amir bilang ke Tiara; "Kami ingin mengajarkan Nof dan Ano, bahwa penting untuk meminta izin jika ingin memakan, menggunakan dan meminjam makanan dan barang-barang orang lain. Bahkan Nof harus minta izin ke Ano jika ingin memainkan mainan Ano."
Tiara mengerti. Tapi ibu mertua masih tidak mengerti.
Dalam hati Aline. Terserah kalian mau memakan atau memakai makanan atau barang-barang milik kami tanpa izin. Kami akan memaafkan atau mengizinkannya, dan mengikhlaskannya.
Tapi anak-anak kami harus sudah mengantongi izin untuk menggunakan barang-barang yang bukan miliknya kepada pemiliknya.
Jangan sampai, sekarang cuma ambil sebatang coklat atau sekotak susu. Dengan pemikiran, ah itu kan punya Tante Tiara, tidak apa-apa aku makan tanpa izin. Tapi di kemudian hari, tanah orang pun diambil dengan pemikiran yang sama. Ah, itu kan tanah Tante Tiara, tidak apa-apa aku ambil semeter.
Jangan sampai bibit-bibit koruptor tertanam dalam diri Nof dan Ano.
Biarlah orang lain begitu, tapi Nof dan Ano jangan.
Kali ini sikap ibu mertuanya lebih kentara dari cerita-cerita sebelumnya. Saya suka banget bacanya selalu keterusan dan menarik. Hehe
BalasHapusMemang kadang memahami sikap orang tua yang cukup aneh itu bikin inhale exhale ya. Selama itu positif, sebenarnya bukan masalah, tapi jika sudah mengarah ke motif tidak baik ke menantu, pasti bikin emosi.
penutupnya enndang sekali. Bermula dari mengambil sesuatu yang sedikit saja tanpa ijin, ujungnya bisa jadi koruptor di masa depan. Haduh ... makin geleng-geleng deh sama kelukuan ibu mertuanya Aline nih yang kok senang sekali hidup berselimut kebencian dan percekcokan sama menantunya sendii. Hadeuh hadeuh ....
BalasHapusIkut heran sama mertua Aliine. Jangan maoai Amir kena pendidikan ibunya begitu. Waspada Lin... suami mu harus waras. Jangan seperti kelakuan kolot ibunya
BalasHapusSetujuuu...penting untuk meminta izin jika ingin memakan, menggunakan dan meminjam makanan dan barang-barang orang lain. Ini perlu ditanamkan sejak dini, agar nanti anak tahu mana hak dan kepemilikan dia dan mana yang punya orang lain. Semoga Aline dan Amir tetap bisa teguh pada pola parenting untuk anak-anaknya meski ibu mertua Aline seringkali menentangnya. Semangat Aline!!
BalasHapusIya bener kak. Two thumbs up buat Aline. Semoga anak-anak juga gak dipengaruhi gaya parenting neneknya.
HapusMemang penting banget soal izin ini kak. Btw ini kisah nyata yang awak tau, jadi si Abang mau menjual tanah. Nah pembeli ternyata mau juga tanah di sampingnya. Tanah di samping punya si adik.
BalasHapusTanpa bilang apapun si Abang menjual semuabtanah itu. Setelah beberapa tahun si adik baru tau ternyata si Abang menjual tanpa izin dan uangnya tidak diserahkan.
Ketika ketahuan pun si Abang berkelit mengenai jumlah. Mhhh memang benar kak bahwa izin itu sangat penting sejak kecil. Biar gak tuman dan menyebabkan perselisihan saat dewasa.
Aduh, cerita macam ini relate dengan salah satu kejadian nyata di hidup saya. Jadi kebawa inget dan yang bersanglitan sudah meninggal jadi ya sudah lah. Yang jelas, memang ngga bakal saya lupakan, lah gimana lagi ya....itulah pentingnya minta izin, dan dari kecil saya sudah mengajari anak2 saya, walau tak mudah
BalasHapusBagi sebagian orang terkesan sepele tapi bagi kita, meminta izin untuk memakai barang orang lain meskipun hubungannya sudah dekat sekali, itu wajib sih ya. Bagian dari etika juga selain kejujuran pastinya
BalasHapus