Parenting Blogger Medan: Kalau Lagi Capek Ngadepin Anak Cowok, Aku Lakukan Ini

Sumber gambar: kiprispdr.org

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

Punya anak laki-laki itu kadang kayak lagi ikut lomba maraton yang nggak ada garis finish-nya. Dari kecil lari-lari nggak bisa diam, masuk usia sekolah makin banyak tingkah, dan ketika mulai remaja... wah, tambah seru lagi! Kadang bikin ketawa, kadang bikin geleng-geleng kepala, kadang juga bikin aku tarik napas panjang sambil mikir, “Ya Allah, sabar ya, sabar.”

Sebagai ibu dari anak cowok, aku sering banget merasa capek. Capek lahir batin. Apalagi kalau lagi dalam satu waktu mereka lagi bandel-bandel semua, nggak mau nurut, atau malah adu mulut sama aku. Jujur aja, ada kalanya aku pengen kabur sebentar, ngadem, biar kepala nggak meledak.

Tapi, ya namanya juga ibu, nggak bisa benar-benar kabur kan? Jadi, aku punya beberapa cara yang aku lakukan kalau lagi capek ngadepin anak cowok. Bukan cara yang muluk-muluk, tapi lumayan menyelamatkan kewarasan.

---

1. Tarik Napas, Jangan Langsung Meledak

Anak cowok tuh biasanya ngomongnya lebih to the point, tapi tindakannya bisa bikin darah tinggi naik. Misalnya, udah disuruh beberes kamar, eh malah asik main HP. Atau pulang sekolah seragam dilempar gitu aja di kursi.

Kalau aku lagi capek, biasanya reaksi pertama pengen teriak. Tapi aku belajar buat tarik napas dulu. Kadang aku pergi sebentar ke kamar, duduk, terus tarik napas panjang. Biar marahnya nggak langsung meledak. Soalnya kalau aku teriak, mereka juga balas dengan ngelawan, jadinya tambah ribut.

---

2. Ingat Kalau Mereka Lagi Belajar Jadi “Laki-laki”

Anak cowok kadang keliatan kayak seenaknya, tapi sebenarnya mereka lagi belajar cara nunjukkin diri. Kadang gaya sok jagoan, kadang keras kepala. Kalau aku lihat dari sisi itu, aku jadi agak lebih sabar.

Aku bilang ke diri sendiri, “Oke, mereka lagi proses. Aku juga pernah remaja, meski dulu perempuan, ya rasanya mirip lah: pengen dimengerti.” Jadi, daripada terus-terusan mikirin betapa bandelnya mereka, aku coba lihat kalau sebenarnya mereka lagi cari jati diri.

---

3. Curhat ke Allah

Kalau sudah mentok, aku biasanya ambil wudhu terus sholat atau sekadar doa. Curhat aja sama Allah. Kadang aku bilang, “Ya Allah, aku capek banget, tolong aku biar nggak gampang marah.” Entah kenapa, setelah itu hati lebih adem.

Buatku, doa itu kayak tombol reset. Anak-anak mungkin masih ribut, tapi batinku lebih kuat ngadepinnya.

---

4. Me Time Itu Penting

Aku juga butuh waktu sendiri. Kalau lagi capek banget, aku izin sebentar dari mereka. Bisa cuma ngopi sendirian, baca buku, atau nonton drama Korea favoritku. Nggak harus lama-lama, bahkan 15 menit aja bisa bikin mood balik.

Kalau lagi mood bagus, aku jadi bisa ketawa-ketawa lagi sama anak-anak, meski mereka baru aja bikin ulah.

---

5. Komunikasi dengan Cara Mereka

Ngadepin anak cowok kadang harus pakai bahasa “ala mereka.” Kalau aku ngomong panjang lebar kayak ceramah, biasanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Jadi aku ubah gaya komunikasi.

Misalnya kalau lagi nyuruh beberes kamar, aku ngomong singkat: “Nak, lima menit lagi mama cek, ya.” Kadang aku bikin bercanda biar mereka nggak ngerasa digurui. Ajaibnya, cara ini lebih ngena daripada ngomel panjang.

---

6. Ingat Momen Lucunya

Ketika aku udah hampir meledak, kadang aku sengaja ngingat-ingat momen lucu mereka. Misalnya waktu kecil dulu belajar jalan tapi malah jatuh terus ngakak, atau waktu mereka manggil aku dengan gaya manja yang sekarang udah jarang.

Mengulang memori lucu itu bikin aku sadar: ya ampun, anakku ini sebenarnya hadiah yang luar biasa. Cuma kadang memang capek aja ngadepinnya. Dan capek itu wajar.

---

7. Kasih Diri Sendiri Ruang untuk Gagal

Ini penting banget: aku belajar buat nggak terlalu keras sama diri sendiri. Ada hari-hari di mana aku berhasil sabar, ada juga hari-hari di mana aku kebablasan marah.

Kalau aku kebablasan, aku nggak lagi menyalahkan diri terlalu lama. Aku belajar minta maaf ke anak-anak, dan itu bikin mereka juga belajar minta maaf. Jadi, aku anggap itu bagian dari proses bareng-bareng.

---

Penutup

Ngadepin anak cowok itu memang penuh warna. Ada saatnya bikin bahagia, ada saatnya bikin capek luar biasa. Tapi aku percaya, rasa capek itu nggak sia-sia. Karena setiap lelah, ada cinta besar di baliknya.

Jadi kalau lagi capek ngadepin anak cowok, aku biasanya tarik napas, doa, ambil waktu sendiri, lalu balik lagi dengan hati yang lebih tenang. Nggak selalu berhasil, tapi setidaknya aku terus belajar.

Karena jadi ibu itu memang nggak ada tamatnya, tapi selalu ada cerita indah di tiap perjalanannya. ❤️

---