Jika Anak Remaja Laki-lakiku Belum Mau Membantu Pekerjaan Rumah, Haruskah Aku Panik?

Tidak perlu panik 🙂


Kalau anak remaja laki-laki belum mau membantu pekerjaan rumah, itu bukan tanda gagal mendidik kok, melainkan hal yang wajar di fase mereka. Banyak remaja lebih sibuk dengan dunianya sendiri—sekolah, teman, hobi, bahkan sekadar rebahan.

Sumber gambar: compasiana.com



Assalammualaikum Wr. Wb. 


Beberapa hal yang bisa dilakukan:


Jangan langsung marah atau membandingkan.

Remaja sering merasa harga dirinya “diserang” kalau dibandingkan dengan orang lain. Lebih baik fokus ke komunikasi.


Coba pahami penyebabnya.

Bisa jadi dia merasa pekerjaan rumah itu “tidak penting”, atau dia capek dengan tugas sekolah. Kalau tahu alasannya, kita lebih mudah mencari solusi.


Libatkan secara bertahap.

Mulai dari hal kecil dan ringan, misalnya menaruh piring kotor ke sink, membuang sampah, atau menyapu sebentar. Jangan langsung bebani dengan pekerjaan besar.


Jadikan bagian dari kebiasaan, bukan perintah sekali-sekali.

Kalau rutinitas, lama-lama dia terbiasa. Misalnya, “Setiap malam tugasmu angkat jemuran ya.”


Berikan apresiasi.

Remaja suka dihargai. Ucapan sederhana seperti “Makasih ya udah bantu” bisa membuatnya merasa kontribusinya berarti.


Jadi role model.

Kalau orang tua mengerjakan pekerjaan rumah dengan sikap positif, anak bisa lebih mudah menirunya.


Intinya, tidak perlu panik. Anak remaja biasanya butuh waktu untuk merasa “bertanggung jawab” di rumah. Dengan komunikasi yang baik, pembiasaan bertahap, dan sedikit kesabaran, lama-lama dia akan ikut terlibat kok.


Oke, ini contoh cara ngobrol santai dengan anak remaja laki-laki supaya dia lebih mau ikut membantu pekerjaan rumah.
Poin pentingnya: jangan terkesan seperti “nyuruh”, tapi lebih ke ngajak ngobrol, bikin dia merasa dihargai.


---

1. Ngobrol Saat Suasana Nyaman

Jangan saat dia lagi main game atau lagi capek. Pilih momen santai, misalnya waktu makan malam bareng.

Contoh:

> “Nak, tadi mama angkat jemuran, lumayan berat juga. Kalau ada kamu bantu pasti lebih cepat, deh.”
(Nada ringan, bukan nyindir.)


---

2. Tawarkan Pilihan

Remaja biasanya nggak suka kalau disuruh tanpa pilihan.

Contoh:

> “Kamu lebih enak bantuin buang sampah atau angkat jemuran? Pilih aja salah satu, biar yang lain mama kerjain.”


---

3. Hubungkan dengan Kepercayaan

Anak remaja suka kalau dipercaya, merasa lebih dewasa.

Contoh:

> “Mama percaya kamu bisa jaga rumah sebentar. Tolong cek kompor, matiin kalau sudah selesai. Mama lagi siapin masakan.”


---

4. Pakai Humor

Humor sering ampuh meluluhkan remaja yang agak “kaku”.

Contoh:

> “Tolongin mama sebentar ya, pahlawan dapur. Kalau nggak ada kamu, bisa-bisa mama pingsan di tengah jemuran.” 😄


---

5. Apresiasi Setelah Membantu

Jangan lupa ucapkan terima kasih dengan tulus.

Contoh:

> “Wah, keren banget kamu. Cepet banget selesaiin itu. Kalau gini, mama bisa santai sebentar. Makasih ya, Nak.”


---

Kalau konsisten dipraktikkan, biasanya anak lama-lama terbiasa dan lebih “ringan tangan”.

Sumber gambar:iStock



👍 aku udah coba beberapa tips praktis supaya anak remaja laki-laki terbiasa otomatis membantu pekerjaan rumah tanpa harus selalu diminta. Ini bukan cara instan, tapi kalau konsisten dilakukan, lama-lama jadi kebiasaan.


---

🌱 1. Tetapkan Tugas Kecil yang Tetap

Misalnya:

Buang sampah setiap malam

Angkat jemuran sore hari

Ngisi ulang galon kalau habis


👉 Kalau dia punya “tugas resmi” tetap, lama-lama jadi rutinitas. Anak remaja sebenarnya suka kalau jelas apa yang diharapkan dari mereka.


---

🕑 2. Pakai Rutinitas Harian

Daripada bilang “Tolong sekarang!”, lebih enak bikin jadwal.
Contoh:

“Setiap jam 7 malam, kamu yang buang sampah ya.”

“Kalau habis makan malam, kamu bagian taruh piring ke dapur.”


Kalau terikat dengan jam atau momen tertentu, dia nggak merasa itu perintah mendadak.


---

🎮 3. Hubungkan dengan Minatnya

Kalau dia suka game, film, atau olahraga, pakai analogi itu.
Contoh:

“Anggap aja ini misi level 1: buang sampah. Kalau berhasil, naik ke level 2: angkat jemuran.” 😄

“Kamu kan jago strategi, coba strategi cepat angkat piring biar meja langsung bersih.”


---

👏 4. Berikan Apresiasi Nyata

Ucapan “Makasih” penting banget. Bisa juga kasih bonus kecil:

Minuman favorit

Bebas pilih channel TV malam ini

Waktu main game lebih lama 15 menit


Apresiasi kecil bikin dia merasa “worth it” bantu di rumah.


---

🧑‍🤝‍🧑 5. Kerjakan Bareng

Awalnya, ajak bareng.
Contoh: “Ayo kita angkat jemuran sama-sama, biar cepat.”
Nanti kalau udah terbiasa, dia bisa ambil alih sendiri.


---

🎯 6. Kasih Rasa Kepemilikan

Kalau ada pekerjaan rumah yang berhubungan dengan barangnya, kasih tanggung jawab penuh.
Misalnya:

Dia yang cuci gelasnya sendiri

Dia yang rapikan kamarnya

Dia yang nyuci sepatunya


Kalau itu “miliknya”, biasanya dia lebih care.


---

⏳ 7. Sabar, Jangan Ekspektasi Langsung Patuh

Anak remaja butuh waktu buat berubah. Kalau hari ini dia nolak, jangan langsung dimarahi. Besok coba lagi dengan cara lebih santai. Konsistensi lebih penting daripada hasil instan.


---

👉 Lama-lama, kalau dia sudah terbiasa, tanpa disuruh pun bisa otomatis ambil bagian.

Semoga bermanfaat 🌹💕




Tidak ada komentar:

Posting Komentar