Punya anak laki-laki itu biasanya identik dengan aktif, rame, nggak bisa diam. Tapi ternyata, pas masuk usia remaja, banyak juga yang tiba-tiba jadi pendiam. Anak yang dulu cerewet, sekarang jawab pertanyaan cuma satu-dua kata. Kalau ditanya “Gimana sekolahnya?”, jawabnya simpel: “Biasa.” Kalau ditanya “Lagi mikirin apa?”, jawabannya singkat: “Nggak ada.”
Sebagai orangtua, saya jadi bingung. “Anakku kenapa, ya? Kok jadi pendiam gini? Ada masalah di sekolah? Atau dia lagi nggak percaya sama aku?” Rasanya campur aduk: cemas, penasaran, kadang juga gemes.
Tapi setelah aku belajar dan ngalamin sendiri, ternyata anak cowok yang mulai pendiam itu bukan berarti dia menjauh dari kita. Kadang memang mereka lagi butuh ruang, lagi bingung dengan diri sendiri, atau sekadar belajar menikmati diamnya. Nah, tugas kita orangtua adalah tetap menjaga koneksi, tanpa bikin mereka makin nutup diri.
Ini beberapa cara yang aku lakukan buat ngajak ngobrol anak cowokku yang mulai pendiam:
---
1. Jangan Interogasi
Anak cowok remaja paling males kalau ditanya bertubi-tubi kayak polisi lagi nyidik kasus. Misalnya, “Kamu kenapa? Ada apa di sekolah? Siapa yang bikin kamu kesel? Kok diem aja?!”
Bukannya terbuka, dia malah makin males jawab.
Lebih baik kasih pertanyaan ringan yang jawabannya nggak bikin tertekan. Contoh:
“Hari ini ada hal lucu nggak di kelas?”
“Tadi pulang sekolah makan apa sama teman-teman?”
Pertanyaan kayak gitu lebih gampang dijawab, dan bisa jadi pintu masuk buat ngobrol lebih jauh.
---
2. Pilih Momen yang Tepat
Ngobrol sama anak cowok remaja itu butuh timing. Kalau dia lagi asik main game, jangan langsung maksa ngobrol serius. Bisa-bisa dianggap gangguan.
Aku biasanya pilih momen santai, kayak pas lagi di mobil, lagi makan bareng, atau pas sebelum tidur. Aneh tapi nyata, banyak anak cowok lebih terbuka kalau suasananya tenang dan nggak ada orang lain yang ngedengerin.
---
3. Gunakan Bahasa yang Santai
Kalau kita ngomong dengan gaya ceramah, biasanya anak cowok langsung pasang tembok. Mereka lebih nyambung kalau kita pakai bahasa sehari-hari.
Misalnya daripada bilang:
“Kamu harus terbuka sama orangtua, jangan menutup diri, karena itu penting untuk perkembangan psikologismu.”
Coba ganti dengan:
“Kalau kamu cerita, mama bisa bantu lho. Kadang hal kecil pun bisa lega kalau diomongin.”
Lebih ringan dan nggak terkesan menggurui.
---
4. Mulai dari Hal yang Mereka Suka
Anak cowok biasanya gampang diajak ngobrol kalau kita nyambung sama hobinya. Entah itu bola, musik, game, atau film.
Aku pernah coba mulai ngobrol dengan:
“Eh, game yang kamu mainin itu seru ya? Mama penasaran, kalau mainnya bareng teman gimana rasanya?”
Dari situ obrolan ngalir. Lama-lama dia cerita hal lain juga.
Kuncinya, jangan remehkan apa yang mereka suka. Kadang hal kecil buat kita, tapi besar buat mereka.
---
5. Dengarkan Tanpa Ngeselin
Kadang kita terlalu cepat kasih nasihat. Anak baru cerita satu kalimat, kita udah nyamber:
“Makanya mama bilang, jangan kayak gitu!”
Kalau aku, sekarang belajar untuk lebih banyak dengerin. Kadang mereka butuh telinga, bukan solusi instan. Kalau memang perlu nasihat, aku kasih belakangan, dengan cara halus.
---
6. Kasih Ruang, Jangan Paksa
Anak cowok yang pendiam bukan berarti nggak mau ngobrol sama sekali. Mereka cuma butuh waktu. Jadi kalau aku lihat anakku lagi murung, aku nggak langsung maksa tanya. Aku tunggu dia siap.
Aku biasanya bilang, “Kalau kamu mau cerita, mama ada di sini ya.”
Kalimat itu sederhana, tapi bikin dia tahu bahwa aku bisa jadi tempat aman buat dia.
---
7. Ciptakan Kebiasaan Ngobrol Ringan
Aku sengaja bikin rutinitas kecil yang bisa jadi ajang ngobrol. Misalnya, setiap malam ada sesi minum teh bareng, atau tiap pagi sarapan bareng. Nggak selalu harus obrolan serius, cukup cerita receh pun udah bikin hubungan lebih dekat.
Dari obrolan ringan itu, lama-lama anak lebih nyaman untuk buka cerita yang lebih dalam.
---
8. Jangan Lupa Humor
Anak cowok suka banget kalau obrolan nggak terlalu serius. Kadang aku sengaja masukin humor biar suasananya cair. Misalnya pas dia cerita soal temannya yang ngeselin, aku suka bilang, “Waduh, temen kamu kayak tokoh antagonis di drama Korea aja ya.”
Bercanda bikin mereka ngerasa ngobrol sama kita itu menyenangkan, bukan membosankan.
---
Penutup
Ngajak ngobrol anak cowok yang mulai pendiam memang butuh kesabaran ekstra. Nggak bisa instan, nggak bisa dipaksa. Tapi dengan cara yang santai, penuh empati, dan sesuai gaya mereka, pelan-pelan mereka akan lebih terbuka.
Yang penting, jangan berhenti berusaha menjaga koneksi. Karena meski terlihat cuek dan pendiam, sebenarnya anak cowok tetap butuh orangtuanya. Mereka butuh tahu bahwa ada tempat aman buat mereka pulang, kapan pun mereka siap bercerita.
Dan itu, adalah kita: orangtuanya. ❤️
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar