Eksplor Bali: Jalan-jalan Ke Kintamani

Assalammualaikum wr wb,


Hari sabtu kemaren, tanggal berapa ya, tanggal 21 Agustus 2021, kami  berwisata dadakan ke daerah Kintamani.

Berangkatnya aja udah siang sekitar jam satu. Naik sepeda motor berempat, saya, pak suami, dan dua anak umur 9 dan 5. Perginya bersama teman-teman, jadi ada 3 sepeda motor lah begitu.

Tak lupa bawa bekal minum, gak bawa makanan, karena ngarepin kulineran di TKP. Kata teman yang sudah pernah ke Kintamani, perjalanan akan menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Tapi ternyata kami menempuhnya selama lebih kurang 1,5 jam. Yah, mungkin si teman menempuhnya dengan kecepatan cahaya. Beda sama kami, yang meluncur cuma dengan kecepatan tuktiktaktituktiktaktiktuk hehehehe...

Yaa bagaimana lagi, karena semua pemandangan kala itu merupakan hal baru bagi kami yang pergi ini, (semua yang pergi berasal dari Medan, kecuali teman si penunjuk jalan), jadilah kami berkendara disambi dengan menikmati pemandangan ye kan... 

Apalagi bangunan-bangunan di Bali menurut kami itu unik-unik. Belum pernah liat yang kayak gitu. Belum lagi pas ngelewati daerah Tampak siring, kecepatan kami melambat karena pengen liat Istana Tampak Siring-nya Bung Karno. Walaupun ternyata eh ternyata gak keliatan dari simpang tersebut. Tapi membaca petunjuk arah 'Istana Tampak Siring'nya saja saya udah berbinar-binar kwkwkwkw...

Jalan menuju Kintamani itu sejuk dan enak banget lah pokokna.. Mendaki ke area pegunungan daerah Kintamani itu laksana jalan ke Brastagi kalau di Medan. 

Kami pun menyempatkan berhenti di salah satu pemberhentian yang mengingatkan saya pada 'penatapan', persinggahan yang ada di jalan menuju Brastagi. Tapi tak ada orang yang menjual jagung bakar. Adanya yang jual popmie dan jual cinderamata. Dan di sana tidak ramai. Hanya ada beberapa orang pengunjung saja. Ada jalan menuju ke bawah, ke Danau Batur, berupa tangga, pun ditutup karena pandemi.

Di 'panatapan' ala-ala ini kami sempatkan berfoto-foto, bukti bahwa kami pernah menginjakkan kaki di sini, di bumi Kintamani. And after 15 minutes (cieee...), kami pun segera melanjutkan perjalanan. 

Panatapan ala Kintamani


Karena sudah berkendara hampir 1,5 jam, kami berniat mencari tempat buat ngopi-ngopi cantix (walaupun awak gak ikutan ngopi). Eh lebih baik kita bilangnya, tempat untuk nongkrong aja lah ya...

Fyi, di daerah Kintamani ini, banyak kafe-kafe yang interior dan eksteriornya cantik-cantik, viewnya jangan ditanya, 'ini macam' (kata orang medan sambil acungin 2 jempol). Maksudnya super gituh... Semua view menghadap ke Gunung dan Danau Batur.

Kami pun memilih salah satu coffe shop atau restoran yang kami rasa paling imut eksteriornya (tampak luar). Kami masuk dan disambut oleh pelayannya yang cantik dan ramah. Kami pun memilih meja yang.... ciamik lah... seperti di balkonnya lah gitu. Pelayan pun langsung datang bawa menu makanan.

Dan... uhuk.... menunya bikin itu semua menjadi tiada arti. Semua menu ternyata makanan yang tidak halal. Anak awak sampe nangis kecewa ketika diajak hengkang dari kafe tersebut. Ya mo begimana lagi ye kan...

Pindahlah ke resto yang tak jauh dari situ. Si teman yang kami ajak sebagai penunjuk jalan memang sudah bilang diawal, bahwa dia belum pernah ke kafe yang sebelumnya ini, karena kafe ini adalah kafe baru. Akhirnya kami diajak ke resto tempat dia biasa nongkrong, yang makanan dan minumannya halal.

Restoran or coffe shop tempat kami nongkrong


Alhamdulillah, kafe ini tak kalah cantik, begitu juga dengan pemandangannya. Dengan semangat kami pun berselfie ria di sini. Pemandangannya, Gunung Batur terlihat jelas. Pun juga dengan Danau Baturnya. 

Fyi, Danau Batur terbentuk karena meletusnya si Gunung Batur. 


Dengan betahnya kami ngobrol dan bercanda ngalor ngidul dan tak lupa makan dan minum di kafe tersebut. Dan di kafe ini ada tempat sholatnya juga lho. Toiletnya juga bersih.

Sekitar pukul setengah lima, kami pun memutuskan pulang, sebelum gelap dan udara bertambah dingin. Dan pulangnya ini memang udaranya dingin sekali. Anak-anak mengeluh kedinginan, jaket mereka tak mampu untuk menghangatkan lagi seperti tadi. Mungkin karena udah kecapekan main juga. Dan di perjalanan pulang mereka tertidur.

Berkendara dengan sepeda motor, 3 jam pulang-pergi, ampun DJ de... Tulang belakang jadi sakit. Maklum, baru kali ini saya berkendara selama dan sejauh ini dengan sepeda motor.

Kami tiba di rumah ketika maghrib.

Sekian ceritanya...

Salam..

15 komentar:

  1. Jalan jalan ke alam emang nggak pernah bikin gagal, selalu ada cerita perjalanan yang harus dinikmati dan diabadikan....kendaraan paling nyaman saat digunakan emang motor coz bisa liat viewnya langsung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Motoran rombongan keluarga ama temen2 gini enaknya beda banget ya Mbak... bisa lebih total menikmati pemandangan alam Kintamani nya ya

      Hapus
  2. Kalau lihat yang sejuk-sejuk gitu, jadi keinget eh suasana di pondok pesantren ku dulu yang letaknya di kaki gunung Lawu. Pengen eh ke tempat gunung-gunung gitu. Kalau di kota ini, adanya polusi aja eh.

    BalasHapus
  3. asik banget ya Bali memang semua alamnya bikin nyaman di hati hehe jadi pengen ke Bali lagii :)

    BalasHapus
  4. Perjalanan seru itu kak..
    Masih bisa motoran sama anak dan suami.
    Awak setelah nikah, gak pernah lagi wisataan naik motor. Eh kereta.
    Selalu naik mobil karena pasti bawa cukong yang bayarin 😂😂
    alias bou nya anak-anak.

    Kalo pergi sendiri cari tempat hemat aja lah kak. Wkwkwk

    BalasHapus
  5. Walaupun sempet pindah cafeshop tapi seru juga jalan2nya, suasana indah banget, Jd kepengen juga ke kintamani,,

    BalasHapus
  6. Indah banget pemandangan di kafenya, bisa berlama-lama mah yak di sini apalagi kalau pas sepi atau tak banyak pengunjung. Memanjakan mata juga, semoga suatu saat bisa mampir ke situ juga hihi. Dan yang pasti ada tempat ibadah juga jadi nggak takut keskip nih solatnya, tenang hihi

    BalasHapus
  7. ya Allah kangenn banget sama Bali :D
    Kapan yaa bisa kesana lagii. Btw aku belum pernah sih ke Kintamani >.<

    BalasHapus
  8. Pastinya merasakan lelah setelah pulang jalan-jalan ya,Kak. Membayangkan 3 jam berada di sepeda motor sudah pasti buat badan pegal tapi tetap happy dengan pemandangan yang didapatkan ya. Rasanya pengen menjelajah Kintamani juga deh saat ke Bali nanti.

    BalasHapus
  9. Ya ampun aku udah umur hampir 40th tapi belum pernah ke Bali nih. Rasanya pengen banget bisa jalan jalan ke Bali apalagi mba nulis tentang Bali jadi makin pengen

    BalasHapus
  10. Ya Allah.. pemandangannya itu. Bikin mupeng. Asyik banget pastinya nongkrong di Cafe itu. Jadi pengen ke Bali juga. wkwkwkw....

    BalasHapus
  11. Bali itu masyaAllah memang pemandangannya ya kak pi. Naik motor kemana-mana bikin hepi biarpun jauh. Tapi ya mesti hati-hati kalo mau nongkrong. Harus cari yang halal khusus wisatawan muslim. Ahhh... pengen ke Bali lagiiii

    BalasHapus
  12. Asyiknya ya Kak Vivi dan keluarga bisa eksplor Bali, jalan-jalan ke Kintamani naik sepeda motor, meski lelah tetapi terbayar kan capeknya dg pemandangan yg indah

    BalasHapus
  13. Dulu itu sampe ada lagu Kintamani deh ya kan kak, wah senangnya bisa eksplor Kintamani, kapan kapan riviu detil cafe halalnya kak

    BalasHapus