Parenting Blogger Medan: Tabungan Surgaku

Sumber foto: Wallpaper HP Real Me


Assalammualaikum Wr Wb,

Apa kabar semua? Semoga teteup asik ya...
Kali ini emaknya trio linrana mau mengenang saat-saat ketika mengandung dan melahirkan para jagoan keluarga. Siapa tau kalau anak-anak udah pada bisa membaca, berkenan membaca perjuangan emaknya ketika berusaha menghadirkan mereka ke dunia nan indah ini.

Sebenarnya apabila Allah berkehendak, saya sudah punya lima anak. Ya, lima anak, rame kan? Hehehe
Tetapi rezeki yang telah ditetapkan Allah untuk saya adalah tiga jagoan yang insyaAllah akan menjadi anak-anak yang soleh, berakhlakul kharimah, yang doa-doa dari mereka akan menolong saya kelak ketika hari perhitungan tiba, Aaamiiinnn ya Allah.

Kehamilan pertama saya didn’t make it. Saya keguguran ketika usia kehamilan sekitar 6 minggu. Kenapa? Karena saya terlalu menganggap remeh kehamilan saya. Obat dari dokter tidak saya minum, karena saya tidak suka minum obat. Padahal ternyata itu adalah obat untuk menguatkan kandungan. Gugurlah calon bayi saya. Sedih? Luar biasa sedih. Tetapi berbaik sangka lah pada Sang Pencipta. Mungkin waktu itu kami berdua belum terlalu siap untuk punya anak. Tetap berdoa, banyak-banyak sodaqoh, dan ikhtiar lainnya.

Beberapa bulan kemudian, Alhamdulillah saya hamil lagi. Kali ini saya rajin kontrol ke dokter, dan minum obat; penguat kandungan, vitamin, dan segala macam. 
Tetapi ketika memasuki usia kehamilan bulan ke tujuh, kehamilan saya bermasalah, saya mengalami sakit perut yang luar biasa, disertai sembelit. 
Sampai-sampai saya kesulitan untuk melakukan gerakan sholat. Yang luar biasanya, saya mengalami kesakitan yang luar biasa pada perut saya ini hanya ketika mulai maghrib hingga pagi hari. Sakitnya seperti sakit magh, perut serasa kembung, yang membuat saya gak bisa tidur sepanjang malam. Saya sudah minum obat magh yang aman untuk bumil, tapi tidak ada tanda-tanda akan membaik.

Ketika itu kami tinggal di Banda Aceh, lalu pak su mengirim saya ke Medan untuk berobat pada dokter yang biasa yang ada di Medan. Sekitar jam tiga sore saya sampai di Medan, dan adek saya sudah mendaftarkan saya untuk konsultasi dengan dokter kandungan yang ada di Medan jam 5 sore.

Sebelum pergi ke dokter saya menyempatkan untuk bersih-bersih diri di rumah ibu saya. Ada yang membuat saya panik, ketika buang air kecil, air seni saya berwarna hitam. Astaghfirullah.. sejak kapan ya? Saya tidak tau sejak kapan karena lantai kamar mandi di rumah saya di Banda Aceh berwarna coklat tua, sedangkan lantai kamar mandi di rumah ibu saya di Medan, berwarna biru muda, sehingga saya baru tahu jika air seni seperti itu, jadi saya gak tau sejak kapan itu terjadi. Apa sejak saya sakit perut itu? Wallahu a’lam…

Kami pun segera ke dokter. Ketika dokter memeriksa saya, beliau memegang perut saya, dan saya kesakitan. Dokter pun terlihat khawatir. Kemudian Beliau menyarankan saya untuk diopname di salah satu rumah sakit. Dan sepanjang malam itu saya kembali merasakan sakit perut yang luar biasa.

Setelah 24 jam berlalu pasca opname, suami saya diminta datang ke Medan karena dokter ingin bicara mengenai kondisi saya. Keputusannya, saya harus di cesar malam itu juga, sekitar pukul 10 malam. 
Dan saya tidak diperbolehkan hamil lagi oleh dokter (ini saya ketahui beberapa minggu kemudian, tidak ada yang memberitahu saya, karena keluarga takut saya akan sangat sedih). 
Bayangkan betapa sedihnya kami, terutama suami saya, beliau sangat suka anak-anak, dan bisa saya bayangkan bahwa dia akan sangat mencintai anak-anak kami.

Saya mengalami preclamsi. Kehamilan dengan hipertensi, itulah yang menyebabkan sakit perut saya, dan air seni menjadi hitam. Air seni yang menghitam itu menandakan bahwa saya sudah keracunan kandungan. Padahal setiap cek kandungan ke dokter, tekanan darah saya pasti dicek juga. 
Dan ketika catatan riwayat pemeriksaan saya dilihat oleh dokter,  diketahui bahwa ternyata selama ini tekanan darah saya memang tinggi. Entah kenapa dokter tidak memperhatikan hal ini.

Saya masuk ruang operasi sekitar jam sepuluh malam, ruangan operasi itu cukup nyaman, bersih, dan bernuansa putih. Ada beberapa orang perawat laki-laki dan perempuan yang sudah siap untuk membantu dokter kandungan saya, ada dokter anastesi yang ambil posisi di dekat kepala saya. Dan ada suara musik yang mengalun lembut. 

Mereka mengganti pakaian saya. Mereka mengikat tangan saya kiri dan kanan, dan juga kedua kaki saya. Mungkin agar saya tidak banyak bergerak. 
Dan membuat tirai di bagian leher saya, agar saya tidak bisa melihat apa yang mereka kerjakan di bagian perut saya.
Saya sungguh pasrah pada Allah dengan apa yang terjadi. Alhamdulillah, saya tidak merasa takut atau pun khawatir, saya percaya, dokter dan genknya tau apa yang harus mereka kerjakan, dan Allah sebaik-baik tempat berlindung. Saya hanya menyebut namaNya hingga saya tertidur karena bius yang mereka suntikkan di punggung saya.

Selama operasi berlangsung saya terbangun dua kali. Ketika terbangun yang pertama, saya mendengar dokter berkata pada para asistennya, “hei, jangan dipotong yang itu, hah .. apa itu yang kau potong”.
Saya heran juga, “pada ngapaian ya para dokter dan perawat ini, apa yang mau mereka potong?”. 
Kalo saya ingat-ingat sekarang rasanya lucu juga. Tapi waktu kejadian itu sama sekali gak lucu lho
Saya malah nanya ke dokter anastesi yang berada di dekat saya, “ada apa ya dok?” kataku. Dokternya jawab “ah, gada apa-apa kok kak” habis itu awak 'dipingsankannya' lagi. 

Trus bangun dari 'pingsan' yang kedua kali, saya merasa ada tangan yang masuk ke dalam perut saya, dan memperbaiki letak organ-organ yang ada di dalam badan saya, dan rasanya itu sangat nyaman, perut saya terasa enakeun. Habis itu saya dibius lagi.

Anak saya laki-laki, dan ganteng kayak saya (eh saya ganteng ya? Hihihihi). Ia lahir ketika umur kandungan saya tujuh bulan kurang seminggu. Kecil, hanya sekilo. Pita suaranya belum ada, hingga ketika menangis tidak ada suaranya terdengar. Jantungnya belum sempurna. Dan dia harus di bawa ke rumah sakit lain, karena di rumah sakit tempat saya melahirkan tidak punya inkubator khusus untuk bayi dengan kondisi seperti anak saya. Dan saya tidak pernah melihatnya dari ia lahir hingga ia tiada, karena ketika saya belum sadar dia sudah di bawa pergi.

Dua malam berturut-turut pasca melahirkannya saya selalu bermimpi tentang anak saya ini. Saya bermimpi, saya mengunjunginya di rumah sakit tempat ia dirawat. Saya menggenggam tangannya, dan dia memandang saya, dan saya tau kalau dia merasa kesakitan.

Ah… sungguh sesuatu yang membuat terharu menceritakan ini kembali walaupun hanya dalam bentuk tulisan. Karena ternyata saya masih menangisinya. Astaghfirullah al ‘adziim… sesungguhnya hamba ikhlas ya Allah..

Ketika saya terbangun setelah memimpikan mengunjunginya lagi di rumah sakit itu untuk kedua kalinya, saya menangis diam-diam, dan kemudian saya berkata dalam hati kepada bayi kecil saya, bahwa jika itu benar-benar menyakitkan, mama ikhlas nak, jika engkau merasa bahwa kembali padaNya akan menghilangkan sakitmu.
Dan kemudian, di pagi harinya setelah saya mengikhlaskannya dalam hati, dia pun pergi. Dan saya baru diberitahu mengenai kepergiannya sehari sesudah dia dimakamkan di makam yang sama dengan almarhum ayah saya.

Sumber foto: Wallpaper HP Real Me



Seperti cerita sinetron kan ya…?

Dan malam itu setelah saya diberitahu tentang kepergian bayi saya, saya kembali bermimpi, saya berada di suatu tempat yang sangat putih. Seperti di antara salju, suasana sangat hening, tidak ada suara angin yang berhembus, tidak ada suara air padahal tempat itu seperti pulau kecil yang dikelilingi air. Ada tiga orang mengenakan jubah putih yang tidak terlihat wajahnya menaiki kuda yang putih juga. Dan salah satunya menggendong bayi, yang saya rasa itu adalah almarhum bayi saya.
Tanpa berkata-kata saya paham maksud mereka, bahwa saya tidak perlu khawatir dengan bayi saya, dua orang kakeknya akan bersamanya (mungkin maksudnya ayah saya dan ayah mertua saya). Dan mereka bertanya pada saya, apakah saya mau ikut dengan bayi saya..
Entah kenapa tiba-tiba saya tersentak dan terbangun, dan terlihat suami saya yang sedang tertidur di sofa di dekat tempat tidur saya. Dan tiba-tiba saya merasa sedih, jika saya ikut dengan anak saya, suami saya akan sendirian, dia pasti akan sedih. 

Tak berapa lama, saya pun tertidur lagi, dan entah kenapa saya kembali ke tempat putih itu, dan mereka menanti jawaban saya.
Saya menjawab bahwa, saya akan ke tempat bayi saya, tapi tidak sekarang. 
Dan mereka mengerti, dan mereka pun pamit pergi. Tetapi, bukan mereka yang pergi, saya lah yang menjauhi mereka, saya terbang menjauhi mereka.
Saya menceritakan mimpi-mimpi itu pada suami dan keluarga saya. Langsung saya dibacain yassin.

Perawat senior di rumah sakit tempat saya dirawat menyarankan agar saya konsultasi dengan seorang dokter kandungan yang sangat baik dalam menangani kehamilan dengan penyakit-penyakit kandungan, seperti kondisi saya ketika itu. Dan kami pun diberi info tempat praktek beliau.

Setelah 40 hari pasca melahirkan, kami pun datang ke praktek beliau. Setelah menceritakan riwayat kehamilan saya. Beliau pun memeriksa saya. Ada tiga kista dalam rahim saya, Alhamdulillah tidak berbahaya, tetapi tetap harus dikeluarkan. Beliau sarankan hamil lagi saja, nanti sekalian dibuang kistanya ketika lahiran.

Saya senang bukan main. Ketika tidak diperbolehkan hamil lagi oleh dokter yang pertama, kemudian saya disarankan segera hamil oleh dokter yang kedua. Ya Allah... Tak bisa melukiskan bagaimana perasaan saya.

FYI, saya harus operasi setiap melahirkan, karena tekanan darah saya selalu tinggi,  selalu diantara 160 – 210. 
Dan beliau pun meminta kami untuk test lab. Alhamdulillah, saya boleh langsung hamil lagi. Dan wanti-wanti dari dokter, begitu ketahuan hamil saya harus cepat-cepat datang ke beliau untuk antisipasi preclamsinya.

Setelah satu tahun, saya hamil lagi untuk yang ketiga kalinya. Pada cesar kedua saya ini, saya dalam keadaan sadar. Karena yang dibius hanya dari pinggang ke bawah saja. Dan bisa ngobrol sama dokter dan para asistennya. Ketika sedang di meja operasi saya mengingatkan pak dokter untuk jangan lupa membuang semua kista saya hehehehehe..

Alhamdulillah, sekarang saya sudah memiliki tiga anak laki-laki yang sehat, anak-anak yang mahal, karena saya harus cek ke dokter setiap minggu, dikala ibu-ibu yang laen cek kehamilan hanya sebulan sekali. Dan obat yang harus saya minum banyak sekali dan mihil, karena semua obat dosis tinggi. Belum lagi pemeriksaan kandungan selalu di atas jam 10 malam, karena pasien dokter ini ramai sekali.




Dan saya juga harus suntik perut saya setiap malam, karena plasenta saya itu tidak bekerja dengan baik. Sehingga, semua makanan yang saya makan tidak tersalurkan dengan baik ke bayi saya, itu pula yang menyebabkan anak-anak saya berat badannya rendah ketika lahir. Tidak pernah sampai dua kilo.

Jadi begitu bayi dalam kandungan saya cukup aman, maka dokter langsung menjadwalkan kelahirannya, agar tidak berbahaya untuk saya maupun the baby.

Dan semua anak saya lahir selalu masuk inkubator karena kurang berat badan. Saya selalu pulang duluan, bayinya tinggal di rumah sakit hingga berat badan cukup. 

Tapi saya sangat bersyukur pada Sang Khalik, saya memiliki mereka bertiga…


Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba yang diselenggarakan oleh The Asian Parent. 
Saya mengambil Kategori Kehamilan, dengan tema Cerita Kehamilan.
Parents juga bisa baca artikel tentang kehamilan preclamsi pada link Waspada Kehamilan Preclampsia, kehamilan yang disertai hipertensi seperti yang pernah saya alami, yang telah saya ceritakan di atas.

sekian...





17 komentar:

  1. MasyaAllah,,, kak vivi udah ada dua tabungan surga ya. InsyaAllah mereka sedang menunggu kakak disana. Kehamilan dengan preeklampsi memang sangat berisiko. Tapi selama ditangani dengan baik mudah-mudahan bisa selamat ibu dan bayinya. Btw, itu periksanya kakak di dr.makmur kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang paling oke sih dr Makmur dalam menangani kehamilan dengan risiko tinggi. Salut liat perjuangan keras ibu-ibu untuk dapat hamil dan melahirkan anak-anak kayak kak vi. #pelukkk

      Hapus
    2. Kakak ipar pas kehamilan terakhir dulu, kena pre-eklampsia juga. Pas mau operasi habis lahiran gak sadar sampe semingguan. Ngeri juga ya mak

      Hapus
  2. Innalillahi... Keguguran pasti rasanya sakit. Apalagi yang kedua sudah usia 7 bulan kehamilan, dia sudah bernyawa. HIks, pasti sedih banget ya kak. Tapi hikmahnya Allah akan pertemukan kalian lagi nanti di Jannahnya kelak. Dan semoga berhasil lombanya. ^^

    BalasHapus
  3. Sangat terharu membaca kisah proses memiliki putra-putranya mba Vi... Semoga anak-anak sehat-sehat ya.. Amin

    BalasHapus
  4. Pasti sedih banget ya mbak, kehilangan buah hati yang dinanti. Saya pernah mengalami juga. Harus yakin, pasti ada hikmahnya dibalik itu

    BalasHapus
  5. Masya Allah Tabarakallah sudah diganti dengan 3 buah hati lagi ya Mbak Vivi..dengan perjuangan warbiayasa
    Jadi tabungan surga dua, Insya Allah
    Semoga sehat semua ananda juga kedua orangtuanya. Aamiin

    BalasHapus
  6. Sebagai ibu hati saya ikutan nyess pas bacanya mbak. Mbak adalah ibu yang kuat, karena sudah berhasil melaluinya. Semoga kedepannya semua anak-anak sehat selalu yaa. Untuk anak-anak yang sudah mendahului, saya yakin nanti mereka akan menunggu di Surga dengan senyuman.

    BalasHapus
  7. Perjuangan mom sangat istimewa, sehingga Alla membayarkan dengan kehadiran buah hati yang sehat. Semua memang harus dijalani dengan sabar dan tawakal. Dan momy sangat kuat. Semoga momy sekeluarga sehat2 semuanya.

    BalasHapus
  8. gak ku sangka saat kubaca dengan teliti ternyata sudah pernah keguguran dan di ganti dengan banyak anak.. sangat hebat banget bunda

    BalasHapus
  9. MasyaAllah kak Vi sudah punya 2 tabungan syurga. Anak-anak syurga itu insyaAllah menarik orangtuanya nanti ke syurga pula.

    Mimpinya bikin awak merinding kak Vi..

    BalasHapus
  10. Bersyukur kali ya Kak Vi... meski kehamilan dengan preclampsie tp dikasih Allah SWT anak 3, sehat selalu ya kak...

    BalasHapus
  11. Terharu bacanya
    Semangat kak Vivi
    Ternyata ya, pernah di Banda Aceh hehe

    BalasHapus
  12. yaAllh merinding kak bacanya :( kak vivi kuat ya, masyaAllah semoga bs menjadi ladang pahala ya kak atas kekuatan hati kakak dan suami 🥰

    BalasHapus
  13. Perjuangan banget selama kehamilan sampe mau lahiran ya kak. Moga anak2 terus bawa berkah di kehidupan kakak dan keluarga..

    BalasHapus
  14. Mba, inysaAllah udah ada tabungan di syurga ya mba. Aku merinding pas baca bagian mimpi :')

    BalasHapus