Parenting Blogger Medan: Mengisi 'Cangkir' Anak Kita




Assalammualaikum wr wb


Halo Parents, apa kabar?

Mendisiplinkan anak adalah tantangan besar bagi kita, para orantua. Anak-anak saya yang berumur 4, 6, dan 9 tahun saat ini, sudah dapat mengutarakan apa yang mereka rasakan, tetapi kami masih tetap belajar mengelola emosi.


Tapi ada kalanya mereka juga mulai 'bertingkah'. 

Kalau begini, saya selaku orangtuanya yang harus pintar-pintar mengendalikan emosi ya kan?


Bayangkan! apabila setiap anak memiliki cangkir emosi yang perlu diisi ulang.


Apa yang bisa mengisi cangkir anak kita?

  • Bermain
  • Perhatian dan kasih sayang kita.
  • Sentuhan dan pelukan dari kita, orangtuanya.
  • Pujian dan dorongan semangat.
  • Didengarkan
  • Anak memiliki rasa aman
  • Anak memiliki rasa pemenuhan diri
  • Anak dapat melakukan hal-hal yang disukainya.


Apa yang bisa mengosongkan cangkir anak kita?

  • Stres dan tekanan
  • Kesepian
  • Menghadapi penolakan
  • Kekerasan dan hukuman
  • Kegagalan
  • Lelah fisik
  • Dipaksa melakukan hal hal yang dibencinya.


Apa yang terjadi apabila cangkir anak kosong?

  • Mencuri isi cangkir orang lain. Misalnya mengganggu temannya yang sedang bermain.
  • Tantrum untuk mendapatkan perhatian kita agar cangkirnya bisa diisi ulang. Ingin pelukan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari kita.
  • Anak menjadi susah diatur, terutama ketika cangkirnya kosong.
  • Berpikir ia harus berjuang atau bersaing dulu agar ia mendapatkan isi ulang (mendapatkan perhatian kita, pelukan, pujian, dan kasih sayang). Dapat mengakibatkan ia tidak akur dengan saudara-saudaranya, atau dengan teman-temannya.

Nah Parents, sudahkah kita mengisi cangkir anak kita hari ini?









Sumber bacaan: Chai's Play

13 komentar:

  1. Masya Allah reminder bener ini, orang tua mesti pintar mengendalikan emosi. Mengisi cangkir anak kita dengan kasih sayang dan perhatian..wah diingatkan saya banyak kurangnya

    BalasHapus
  2. Konsepnya cangkir isi dan cangkir kosong anak kita ini mengena sekali mba. Kadang kita terlalu lama membiarkan cangkir anak kita kosong, lupa mengisinya dengan perhatian dan kasih sayang, sebab mungkin terlampau sibuk dengan adiknya atau dengan kerjaan rumah kita sebagai ibu. Semoga kita semakin baik menyeimbangkan segala kebutuhan lahir batin anak kita ya mba.

    BalasHapus
  3. Penting sekali mengisi cangkir hati anak kita ya kak, anak-anak bukan hanya butuh materi tapi juga perhatian dan kasih sayang.

    BalasHapus
  4. Ini mengingat kan aku banget mba sebagai ibu.. Terimakasih mba.. perhatian dan kasih sayang kita sebagai ibu dan orang tua sangat berperan penting yah. Konsep cangkir ini mengena banget😊

    BalasHapus
  5. Anak² sangat butuh kita dengarkan ya Kak Vi... Agar cangkirnya gak kosong. Noted.

    BalasHapus
  6. mengisi cangkir sebagai metafora. what a concept!

    BalasHapus
  7. Menarik ini bahasannya ..mengisi cangkir emosi anak seperti memberi pencerahan pada anak gitu ya mbak..

    BalasHapus
  8. Mengganggu temannya sama dengan akibat dari cangkir anak yang kosong ya Kak Vi... Noted, kita harus selalu mengisi cangkir2 anak kita (Blogger Sumut)

    BalasHapus
  9. Saya sedang berusaha mengisi cangkir yang kosong. Eh. Adik-adik saya pun juga sudah mulai beranjak dewasa. Konsep ini cocok banget deh bisa menjadi referensi di masa depan nanti.

    BalasHapus
  10. Si nomer 3 kami kak.. kalo kurang dipeluk bakalan ngulah deh..
    Ngulahnya ya gangguin kakak atau adiknya.
    Memang semata-mata nyari perhatian sih kak.
    Kalo udah dibaikin, dipeluk, akhirnya sembuh jailnya.

    BalasHapus
  11. Yes bener kak Vi jangan sampe cangkir anak kita kosong, btw salfok sama anak2nya awak kira 2 lho

    BalasHapus
  12. Duh langsung aku highlight poin apa yang terjadi jika cangkir cinta anak kosong, huhu

    BalasHapus