Parenting Blogger Medan: Mengelola Uang Salam Tempel


Hal yang selalu ditunggu oleh anak saya di hari raya Idul Fitri salah satunya adalah menerima ‘uang salam tempel’ dari oppung dan saudara-saudara lainnya.
Ia mendapatkan salam tempel sebagai reward atau hadiah untuk menghargai usahanya mencoba berpuasa di Bulan Ramadhan.
Sekarang ini, si sulung sudah lumayan paham mengenai konsep uang.
Maka dari itu kami pun akan mengelola lagi uang hasil ‘salam tempel’nya tahun ini, kurang lebih sama seperti tahun kemarin.


Sumber foto: Kaskus


Bersama menghitung jumlah uang yang didapat.

Saya dan anak bersama-sama menghitung jumlah uang salam tempelnya.
Tidak lupa mengingatkannya untuk bersyukur atas rezeki uang yang didapatnya dan berterimakasih pada yang sudah memberikan uang salam tempelnya.

Merencanakan alokasi penggunaan uang salam tempel bersama-sama.

Anak yang sudah mengerti sedikit tentang uang seperti anak saya ini biasanya ingin segera membelanjakan uangnya. Apalagi saat ia tahu bahwa ia memiliki uang sendiri.
Jadi sebelum mengizinkan dia membelanjakan uangnya, kami mendiskusikan alokasi penggunaannya.
Misalnya, menyisihkan 10 persen dari uang yang diterimanya untuk diinfakkan kepada yang membutuhkan.
40 persen untuk ditabung dan 50 persen dibelanjakan.
Hal ini berguna agar harga diri dan pemenuhan diri anak meningkat, karena ia tahu bahwa ia dapat memberikan sedikit bantuan melalui infaq kepada orang lain, dan juga dapat membeli mainan yang ia inginkan dengan uangnya sendiri.

Membuat buku tabungan ‘salam tempel’

Kami menuliskannya di selembar kertas sebagai buku tabungan sederhana untuk pengaturan uang ‘salam tempel’.
Mulai dari uang yang diterima dan uang yang telah digunakan oleh anak.
Ia belajar menghitung uangnya sendiri, bertanggung jawab dan mengelola uang miliknya sendiri dengan sebaik-baiknya.

Kemampuan pengelolaan uang setiap anak berbeda-beda ya parents, kita dapat mengajarkannya secara perlahan sesuai kemampuannya.
Jangan lupa lho untuk memberikan pujian kepada anak apabila ia berhasil mengelola uangnya dengan baik.

Pembinaan dengan permainan.

Saya mengajak anak ke supermarket atau ke toko untuk langsung membelanjakan sendiri uangnya.
Jadi setelah menghitung dan mengalokasikan pembagian uang ‘salam tempel’, saya mengajaknya ke bank untuk menabung uangnya.
Kegiatan ini akan menambah pengalaman anak mengenali konsep uang dan mengetahui fungsi bank sebagai tempat untuk menabung uangnya.

Sedangkan untuk uang yang akan dibelanjakan, kami akan mendiskusikan barang apa yang hendak dibeli. Misalnya, mau membeli buku  atau mainan yang diidamkan.
Maka kami akan ke toko buku atau toko mainan bersama-sama.
Saya akan membiarkannya untuk memilih dan mengambil barang yang diinginkannya sendiri dan membayar ke kasir, untuk mendorong rasa keberanian anak dalam berbicara dan meningkatkan kepercayaan diri serta harga diri anak saya.
Dan yang terpenting, saya mengajarkannya untuk berprilaku sopan dan ramah, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada karyawan bank dan penjaga toko yang telah membantunya.


Sumber foto: Pinterest

Demikian tulisan kali ini ya, semoga bermanfaat.

Salam



22 komentar:

  1. Wah anak aku Erysha termasuk yang jarang dapet salam tempel. Yang ada malah ayahnya yang kasih salam tempel buat smua adik dan keponakan wkwkwkw 😂. Apalagi tahun ini kami nggak mudik. Jadi nggak ketemu keluarga besar. Sedih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mbak,, Kami juga gitu hehehe.. gapapalah mungkin dengan memberi itu bisa menjadi jalan rezeki buat kita juga ya mbak.

      Hapus
  2. Rumusnya 10, 40 dan 50% ya kak Vi..

    Uang salam tempel tahun lalu punya anak-anak dimanfaatkan tahun ajaran baru buat beli baju sekolah 😂.
    Semoga tahun ini bisa diaplikasikan rumus dari kak Vi .

    BalasHapus
  3. Uang tempel anak saya malah kepake buat beli susu, abis masih bayi. Lagipula salam tempelnya jarang dapat :')

    BalasHapus
  4. Boleh juga nih kak rumus mengelola salam tempelnya ditiru..sptinya tepat ya mengajarkan anak cara kelola uang sejak dini..supaya anak mengerti nilai uang dan manfaat nya

    BalasHapus
  5. Bicara salam tempel, anak-anak Alhamdulillah dapat dari Pakdhe dan Budhenya saja, hihihi ... Soalnya keluarga besar kami semuanya ada di Solo dan kami jarang banget pulang. Segitu aja mereka udah hepi banget. Mengajarkan anak mengelola uang memang mesti sedari kecil ya, Mom. Anak-anak tuh kalau ke sekolah, uang yang dipunya malah dimasukkan semua ke kotak infak, hahaha ...

    Semoga semakin besar nanti, sudah bisa lebih baik lagi nih mengelolanya.

    BalasHapus
  6. Oh gt ya kk,, baiklah nti si oza tak belanjain emas aja hahahaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat bekal mahar dia nanti pas mau lamar nakdis orang ya mak oza 😜

      Hapus
  7. hmmm gitu yaa...
    lebih bagus pula kalau sejak awal dikasih tahu mengenai alokasi anggaran ya
    sekalian belajar mengelola keuangan

    BalasHapus
  8. Masya Allah .. iya benar, Mbak ya .. sebaiknya anak diedukasi seperti dalam tulisan ini. Manfaaynya banyak sekali.

    BalasHapus
  9. Berhubung tahun ini ada pandemi, anak2 kami beri pemahaman mungkin perolehan salam tempelnya gak sebanyak tahun2 sebelumnya. Alhamdulilah mereka mau mengerti

    BalasHapus
  10. Ngomong in soal salam tempel aku taun ini gak ngasih salam tempel soalnya kan menghindari kontak fisik sama seseorang gitu mbak jadi lebih hemat..hehe

    BalasHapus
  11. Setuju, mengajarkan anak mengelola uang salam tempel perlu biar mereka tahu mengelola keuangan nantinya. Dan beberapa waktu lalau, karena anakku ssudah besar aku buka tabungan junior untuk mereka. Semua uang tabungan ditabungnya ke bank

    BalasHapus
  12. Hihihi, idenya menarik semua mba. Seringnya ya kalo anaknya masih bayi, uangnya langsung jadi uang emaknya ya. Hahahaha. Mungkin buat anak yang belum mengenal uang, uang salam tempelnya bisa dimasukin ke tabungan anak. Sekarang kan udah bisa buka tabungan anak di bank.

    BalasHapus
  13. krn anak awak masih umur setahun, jadi sepertinya belom bgt riweuh dlm uang persalam tempelan ini kak krn 100% alokasinya bakal dipakai emaknya buat beli pampers dan tambahan belii susu. hehehhe. nanti klo anaknya udh ngerti insyAllah cara yg kk tulis ini bsa jd referensi yakan. hehe. btw selamat hari raya idul fitri kk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Istilah mamak awak "narik emaknya ya.." hahaha.
      Kalo yang bayi bisa dipegang emaknya. Kalo yang udah ngerti uang, umur 5 aja udah gak bisa masuk kantong emak

      Hapus
  14. intinya jgn jadikan anak kita bagai pengemis di kala lebaran ya kan kak. soalnya bukan itu sunnahnya. silaturrahmi 😂

    BalasHapus
  15. Kelak anak akan belajar bagaimana mengelola uang, bagaimana membedakan kebutuhan dan keinginan. Dan itu ternyata berguna sekali untuk kehidupannya di masa mendatang. Dan terasa sekali di masa pandemik begini.

    BalasHapus
  16. Keren idenya ya kak, jadi anak-anak bisa belajar tentang uang, saya ingat dulu papa saya suka bilang ke saya kalau dapat uang salam tempel, itu utang suatu saat kamu harus balik salam tempel lagi

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah mulai tahun ini sounding ke anak² bahwa THR itu gak wajib, bahwa tangan di atas itu lebih mulia. Pelan² insyaallah mereka bs paham, mgkin hikmah dr pandemi ya, mereka gak terima salam tempel dari om tantenya

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah salam tempel anak sudah awak kelola dari dia umur 1 tahun dan ditabung secara rutin

    BalasHapus
  19. Wah seneng nya, tks mba, baca ini aku jadi lebih tahu nih. Selama ini salam tempel anak2 habis gitu aja hikss.. padahal lumayan banyak

    BalasHapus