Parenting Remaja: Tugas Rumah untuk Anak Laki-laki -- Mulai Darimana?

Bismillah


“Bu, kenapa sih aku yang harus nyapu? Kan aku cowok…”

Hah! Kalimat itu langsung bikin alis emak naik 3 milimeter ke atas. Cowok? Terus kenapa? Sapu takut patah karena dipegang laki-laki? 😆


Sebagai ibu dari anak cowok, kita sering banget terjebak di dilema klasik: antara pengin anak mandiri tapi kasihan juga kalau disuruh nyuci piring habis makan mi instan.

Padahal, justru dari hal-hal kecil di rumah itu, mereka belajar tanggung jawab, empati, dan skill bertahan hidup — biar nanti pas nikah nggak bingung cara masak nasi tanpa “meledakkan” rice cooker.

Picture by Pixabay


Nah, kalau kamu juga lagi mikir “Tugas rumah buat anak cowok tuh mulai dari mana, sih?”, yuk kita bahas bareng-bareng.

---

🧽 1. Mulai dari yang nggak bikin rumah rusuh


Anak cowok biasanya punya tenaga lebih, tapi… koordinasi tangan dan otaknya kadang masih loading. 😅

Jadi, jangan langsung suruh nyetrika atau masak sambal. Mulai dari yang aman dulu aja:


🧹Menyapu atau lap meja.

🧺Menjemur handuknya sendiri.

👟Ngebersihin sepatu sekolah (lumayan, biar nggak ibu terus yang cium aroma “halusinasi” dari rak sepatu).


Poin penting: kasih tugas yang sesuai umur. Kalau masih SD, cukup bantu hal kecil. SMP bisa tambah dikit. SMA, harusnya udah bisa ganti galon tanpa tumpah. 

---

🍽️ 2. Ajak, jangan suruh

Cowok itu sensitif kalau merasa “disuruh”, tapi semangat kalau diajak kerja bareng.

Contohnya:


> “Nak, bantu Mama bentar yuk, biar cepet selesai terus kita bisa nonton bareng.”

vs

Kamu tuh ya, kerjaan cuma rebahan!”


Yang pertama bikin anak merasa dihargai. Yang kedua bikin mereka pura-pura nggak dengar padahal volume TV-nya 30. 😅


---

🧦 3. Biarin dia berantakan dulu

Namanya belajar, pasti ada masa-masa “eh kok makin kotor?” atau “lho kok piringnya pecah dua?”.

Santai, Bu. Jangan langsung ngegas.

Kalau setiap kali dia bantu terus dimarahin karena nggak sempurna, nanti kapok bantu lagi.

Lebih baik kasih apresiasi dulu, baru pelan-pelan dibenerin.


> “Wah, kamu udah bantu nyapu ya. Hebat! Eh, besok coba disapu sampai bawah meja juga ya, biar semutnya nggak ikut pesta.


---

🧼 4. Ajari tanggung jawab pribadi dulu

Sebelum misi menyelamatkan dunia dengan ngepel se-ruang tamu, mulai lah dari “wilayah kekuasaan” pribadi:


🛏Merapikan tempat tidur sendiri

🍽Mencuci piringnya sendiri

👕Menyusun baju di lemari

🗑Membuang sampah kamarnya

Picture by Pixabay


Kalau ini udah beres, baru naik level: bantu adik, bantu ayah, bantu Mama (dengan senyum, bukan dengusan 😆).

---


🍳 5. Masak itu keren, bukan malu!

Masih ada anak cowok yang mikir masak itu kerjaan cewek. Padahal, lihat aja Chef Juna — galak tapi keren!

Ajarin hal-hal dasar kayak:

🍳Masak telur tanpa gosong

🍜Masak mie tanpa “kuah rasa krisis eksistensial”

🧉Cuci panci tanpa meninggalkan jejak karbon

Nggak cuma bikin mereka mandiri, tapi nanti pas di kos atau nikah, pasangan mereka bakal berterima kasih ke kamu.

---

💬 6. Jangan lupa: kasih alasan logis

Anak cowok suka mikir pakai logika (walau kadang logikanya ajaib). Jadi, jelaskan kenapa tugas rumah itu penting.

Misalnya:


> “Kalau kamu bantu, Mama nggak terlalu capek. Nanti Mama sempat bantu kamu belajar.”

Atau,

Kamu kan pengin punya kamar keren. Nah, kamar keren itu nggak bisa kalau isinya kaos kaki aromatik di pojokan.”


Bikin mereka merasa itu tanggung jawab bersama, bukan cuma titipan “tugas rumah tangga ibu”.

---

🌟 7. Rayakan hasilnya!

Kalau anakmu mulai inisiatif nyapu tanpa disuruh, itu prestasi besar!

Boleh banget dikasih pujian, atau sekadar traktir es krim.

Biar dia tahu, bantu di rumah itu bukan hukuman — tapi bentuk cinta.

---

Penutup: Bukan soal sapu dan pel, tapi soal jadi manusia


Tugas rumah untuk anak cowok bukan cuma soal nyapu atau nyuci piring.

Ini soal membentuk karakter: peduli, tanggung jawab, dan tahu bahwa hidup itu bukan cuma tentang “aku”, tapi juga “kita”.


Jadi, mulai aja dulu dari yang kecil. Karena dari piring yang dicuci sendiri hari ini, bisa tumbuh cowok yang siap berbagi beban hidup besok.

Dan siapa tahu… nanti dia bisa bilang ke istrinya dengan bangga,


> “Santai aja, sayang. Biar aku yang masak malam ini.”


(Emaknya langsung terharu di pojokan 😭)

---

3 komentar:

  1. MasyaAllah Kakpi.. Langsung teringat piring di rumah kami yang kaca 10 baru aja ambil dari rumah mama tahun lalu. Tahun ini udah gak nampak. Pecah satu-satu 😁
    Alhamdulillah biar aja jadi sarana belajar anak. Apalagi anak cowok. Gak ada yang boleh gabut di rumah kami.

    BalasHapus
  2. Betul banget, yang penting itu mengajak jangan menyuruh, nanti anak malah jadi malas ya kakak.

    BalasHapus
  3. Bun, saya barusan protes nih sama emak di rumah. Kalau udah marah, pasti bawaannya suka ngomong yang enggak-enggak. Salah saya memang, lagii capek, banyak kerjaan di depan laptop, dan nggak bisa ngontrol diri. Jadinya saya ngebela diri dan dibilang emak melawanlah. Jadi kayak serba salah bunda. Ternyata saya belum cukup dewasa untuk menghadapi karakter emak di rumah.

    BalasHapus