Cerita Aline - Premiere - Pilot

Aline adalah seorang perempuan yang punya senyuman yang manis. Aline adalah istri satu-satunya dari laki-laki soleh bernama Amir, dan Aline juga seroang ibu bagi dua anak laki-laki yang bernama Nof dan Ano, yang bersekolah di Sekolah Dasar.

Sudah beberapa bulan ini keluarga kecil Aline hijrah ke kota kecil di Pulau Jawa. Awalnya Amir adalah seorang staf di salah satu perusahaan swasta yang ada Jakarta. Karena suatu dan lain hal, Amir memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, dan membawa keluarga kecilnya hijrah ke kota halamannya (bukan kampung ya). Amir berencana untuk merintis usahanya sendiri di kota halamannya ini, sembari menemani ibunya yang sudah sepuh dan tinggal sendiri. Kakak dan adik Amir semua sudah menikah dan kebanyakan tinggal di kota lain. 

Sebenarnya Aline senang hijrah ke kota halaman Amir agar dekat dengan ibu mertuanya. Tetapi ia sedikit keberatan jika harus tinggal satu atap di rumah ibu mertuanya.

Bukan. Bukan karena ibu mertua Aline judes dan kejam seperti para ibu mertua di sinetron ikan terbang, atau pun di novel-novel online yang sering dibaca Aline. Aline hanya tidak ingin hubungan yang sudah sangat baik itu rusak dikarenakan kebiasaan masing-masing yang kemungkinan besar tidak cocok antara Aline dan ibu mertua Aline. Dalam satu rumah tangga tidak bisa ada dua ratu kan? Karena masing-masing ratu akan merasa berhak atas hal-hal yang 'remeh' sekalipun.

Berkunjung dan tinggal beberapa hari di rumah ibu mertua tidak akan sama dengan tinggal satu atap di rumah ibu mertua untuk waktu yang tidak tahu sampai kapan.

Pada masa pandemi, Aline pernah mengunjungi ibu mertuanya bersama dengan anak-anak dan suaminya selama dua bulan. Karena 'judul'nya hanya berkunjung, maka konflik dapat dikatakan tidak ada. Sedangkan untuk tinggal satu atap, terus terang saja Aline takut. Tapi Amir bilang, jika hal itu tidak akan terjadi. Ibunya bukan orang yang seperti itu. Tidak akan ada pertengkaran atau konflik atau 'gak enakan' antara Aline dan ibu mertua.

Dan benar saja, ketakutan Aline terjadi. Ada beberapa kebiasaan ibu mertua Aline yang mungkin terlihat remeh, tapi cukup membuat Aline menghela nafas panjang. Misalnya saja, ibu mertua sering tidak mengembalikan barang-barang yang telah digunakan beliau ke tempatnya kembali. Aline punya gunting yang dia letakkan di dekat mesin cuci. Yang gunanya untuk menggunting deterjen sachet. Gunting tersebut sering dipinjam ibu mertua, dibawa entah kemana, dan tidak dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Aline beli lagi gunting yang baru, lalu Aline simpan ditumpukan bawah deterjen punya Aline. Tapi ibu mertua tetap bisa menemukannya. Sudah beberapa kali Aline membeli gunting baru dan menyimpannya di tempat yang berbeda agar tidak ditemukan ibu mertua. Tapi ibu mertua Aline memang mantap. Gunting Aline selalu berhasil ditemukan, dan dihilangkan.

Belum lagi soal pisau dapur. Aline biasanya akan langsung mencuci pisau dapur setelah digunakan. Karena setahu Aline, pisau dapur yang kotor terlalu lama, akan menyebabkan pisau tersebut cepat tumpul. Dan Aline kurang pandai mengasah pisau. Amir juga kurang pandai mengasah pisau. Jadi Aline akan kesulitan sendiri jika pisau tersebut tumpul terlalu cepat. Makanya Aline selalu menjaga pisaunya tetap bersih. 

Ibu mertua sering sekali menggunakan pisau Aline dan kemudian diletakkan saja di sembarang tempat dalam keadaan kotor. Malah kadang pisau Aline bisa hilang berhari-hari. Membuat Aline kesulitan jika ingin memasak. Padahal ibu mertua punya pisau sendiri. Jadilah Aline menggunakan pisau ibu mertua yang besar bentuknya. Pokoknya Aline lebih suka memakai pisaunya sendiri.

Aline juga merasa ibu mertua kurang resik. Bukannya Aline orang yang terlalu bersih dan rapi ya. Tapi sebisanya Aline akan membereskan sisa-sisa dari kegiatan memasaknya di dapur.

Tapi itu tidak untuk ibu mertua Aline. Kalau sudah selesai memasak, sisa-sisa pertempuran ketika memasak tidak langsung dibereskan. Sampah-sampah tidak langsung dibuang, atau minimal dikumpulkan di dalam satu kantung kresek, biar tidak terlalu berantakan gitu. Peralatan masak juga tidak langsung dibereskan. Tidak apa-apa tidak usah langsung dicuci. Aline tidak keberatan kok untuk mencuci peralatan masak ibu mertua. Tapi ibu mertua sama sekali tidak membereskan peralatan masak yang kotor tersebut. Berserakan di banyak tempat. Maunya Aline sih peralatan masak yang kotor itu ditumpuk saja di tempat cuci piring, nanti biar Aline yang cuci.

Apakah Aline akan mengadukan ibu mertua ke Amir?

Tidak. Aline malu. Karena menurut Aline itu mungkin masalah kecil bagi Amir, walaupun bagi Aline itu adalah masalah besar. Pernah sih Aline minta tolong ke Amir untuk menanyakan ke ibu mertua, apa ibu mertua melihat gunting yang ada di dekat deterjen. Alhamdulillah ibu mertua Aline ingat di mana beliau terkahir kali menaruh gunting, beliau pun mengembalikannya ke Aline melalui Amir. Aline jadi kepikiran kira-kira di mana ya gunting-gunting lainnya berada?

Sekarang Aline malah menyimpan guntingnya itu di kamar tidur mereka. Repot sih, kalau mau mencuci, Aline harus membawa detergen sachetnya dulu ke kamar untuk digunting, terus balik lagi ke tempat cucian. Tapi daripada hilang terus, Aline tidak keberatan mondar-mandir sedikit.

Aline juga menyadari. Mungkin ibu mertua Aline juga merasakan kekurangan Aline yang menjengkelkan. Makanya Aline tidak mau terlalu mengambil hati kebiasaan-kebiasaan ibu mertuanya itu, karena Aline berpikir, sedikit-banyak pasti ada kelakukan Aline yang bikin ibu mertua jengkel ke Aline. 

Belum lagi Nof dan Ano yang sering ribut, apakah karena bertengkar, rebutan mainan, atau karena bermain bersama, main bola sih biasanya di halaman sambil teriak-teriak. Mungkin ibu mertua Aline terganggu. Karena biasanya kan beliau tinggal sendiri, keadaan tenang. Ketika Aline bergabung untuk tinggal bersama, Nof dan Ano sering bikin nenek mereka kesal.

Ada beberapa kali Aline dengar kalau ibu mertuanya memarahi Nof dan Ano. Karena mereka main bola di halaman, sambil teriak ribut, menendang kaca jendela. Aline agak sedih sih kalau anak-anak dimarahi orang lain, walaupun Aline tahu, kalau Nof dan Ano yang salah. Tapi menurut Aline, cuma Aline yang boleh ngomelin Nof dan Ano, orang lain tidak boleh. Amir saja tidak boleh marahin Nof dan Ano, apalagi ibu mertua atau yang lainnya. Cuma Aline yang boleh marah-marah sama Nof dan Ano, titik.

Masakan Aline

Aline sehari-seharinya terbiasa memasak untuk keluarganya. Amir suka masakan Aline. Anak-anak juga begitu. Tapi ibu mertua Aline sepertinya kurang cocok sama masakan Aline. Ibu mertua jarang sekali makan masakan Aline. Mungkin ibu mertua kurang suka masakan Aline yang pedas. Ibu mertua suka masakan yang manis. Aline sendiri kurang cocok sama masakan ibu mertua, menurut Aline sambel yang dibuat ibu mertua, menggunakan banyak sekali gula merah, sehingga warna sambelnya menghitam dan rasanya jangan ditanya, manis sekali. Jadi Aline pun tidak masalah jika ibu mertua kurang cocok sama masakan Aline. Setiap orang punya selera yang berbeda kan. Jadinya ibu mertua dan Aline sehari-harinya masak makanan masing-masing.

Untuk sarapan pagi, biasanya Aline memasak nasi goreng, mie goreng sederhana, mie godog atau mie rebus. Ibu mertua Aline bilang kalau beliau kurang suka nasi goreng dan juga mie, mie apapun itu.

Suatu ketika, Amir mengajak keluarganya dan juga ibunya untuk makan di luar alias makan di resto. Aline bilang ke Amir, pilih restoran indonesia yang banyak pilihan menunya. Karena ibu mertua kurang suka nasi goreng atau mie. Kalau ibu mertua tidak makan kan tidak enak nanti suasananya. 

Aline juga membujuk Nof dan Ano, agar jangan ke resto yang menyediakan khusus olaham mie, karena nenek mereka tidak suka mie. Lain kali kita ke resto mie, bujuk Aline.

Maka dipilihlah restoran seafood. yang menyediakan menu ikan, berbagai macam seafood, dan banyak pilihan sayurnya. Seingat Aline, ibu mertua suka sama cumi-cumi. 

Dan... ibu mertua memilih menu nasi goreng. Aline langsung pusing. Karena Aline sudah bilang ke Amir, kalau ibu mertua tidak suka nasi goreng.

Kemudian di waktu berikutnya, Amir kembali mengajak keluarganya dan ibunya lagi makan di resto. Kali ini resto yang dipilih adalah resto yang ada di dalam mall. Sekalian jalan-jalan katanya. Setelah capek window shopping di mall, keluarga kecil tersebut pergi ke lantai paling atas mall tersebut, karena di lantai paling atas yang paling banyak cafe, resto dan food courtnya.

Setelah melihat-lihat seluruh resto yang ada di lantai tersebut, ternyata makanannya makanan aneh semua. Tidak ada yang menjual makanan Indonesia. Aline dan anak-anak sih tidak masalah makan makanan luar, yang penting halal. Tapi takutnya lidah ibu mertua kurang cocok kan. Dari semua resto yang ada, yang familiar menuya cuma di restoran udon. Sajian mie yang berasal dari Korea. 

Aline bisikin lagi ke Amir. Gimana ini? Ibu mertua tidak suka mie. Sedangkan makanan di sini tidak ada menu Indonesianya. Setelah berdiskusi, Aline dan Amir memutuskan untuk makan udon saja, yang rasa makanan sudah jelas dapat diterima oleh lidah mereka karena sudah pernah mencoba sebelumnya.

Dan ibu mertua Aline pun lahap banget makan mie yang dipesankan Amir. Waktu ditanya, apa ibu suka mie? Ibu mertua bilang, beliau suka mie.

Aline kena prank dua kali. Aline merasa tak enak hati dan malu sama Amir jadinya.

4 komentar:

  1. Mertua dan menantu memang sulit disatukan. Meskipun baik-baik aja tapi kalo dekat memang akan menimbulkan beberapa hal yang kurang menyenangkan.
    Semoga ada jalan keluar terbaik untuk kedua menantu dan mertua itu ya kak

    BalasHapus
  2. Memang deh, dari banyak cerita, seakur-akurnya mertua dan menantu perempuan, akan selalu ada keadaan kurang klopnya. Anak gadis dan ibunya saja kadang ada masa berantem kecilnya. Tapi bedanya, kalau mertua kan bukan orangtua kandung ya. Walhasil akan tetap berasa bedanya. Berat banget kalau harus tinggal seatap dengan mertua. Misal sekomplek atau rumahnya saling berdempetan sebelah-sebelahan, atau terhalang satu dua rumah, rasanya lebih tenang nggak sih? Duh Aline, sabar ya.

    BalasHapus
  3. Aduh...mengapa tentang ibu mertua? Akupun sedang bersusah payah hidup "normal" serumah dengan ibu mertua ha ha...duh..dibikinn santai aja ya...Meminjam nasihat temanku dulu, kalo hidup dengan mertua maka banyakin pura-pura ngga denger aja, selain banyak sabar. Aline...semangat teman senasib <3

    BalasHapus
  4. Awak belum pernah hidup bareng mertua kak. Sesekali aja ke rumah beliau. Qadarullah pas lagi hamil anak pertama, beliau kena stroke. Padahal menurut cerita beliau telaten banget ngurus anak kalo melahirkan.
    Meski stroke, beliau mendelegasikan kakak ipar untuk ngurusin awak kak. Karena ini pengalaman pertama melahirkan. Beliau pun datang ke klinik demi melihat bener gak sih awak diurusi kakak ipar. Hehehe.
    Semoga aline sabar yang banyak ya. Nanti pasti akan kelihatan hasilnya.

    BalasHapus