Parenting Blogger Medan: 10 'Jangan' Untuk Kita Para Orangtua

Assalammualaikum wr wb


Halo parents, apa kabar?


Sebagai orangtua, pernah gak 'khilaf' melakukan hal-hal yang tidak semestinya kepada anak?

Saya pernah hiks... 'agak' sering hiks....

Banyak 'dosa' saya sama anak saya hiks..

Saya kadang buat janji yang gak saya tepati hiks,

memperlakukan anak sesuai mood hiks...

Saya tau, gaya pengasuhan saya ini jauh dari bijaksana hiks


Saya baca-baca di bacaan parenting, ada 10 hal yang jangan kita lakukan pada anak-anak kita.

Mau tau gak parents, apa-apa aja?

Mau tau aja, apa mau tau bangetz..?


Nah, yang pertama. membuat janji yang tidak ditepati.

Kalau kita sering php-in anak kita, dampaknya adalah anak kita tersayang akan kehilangan kepercayaan kepada kita. Dia akan secara tidak sadar nge-judge kita sebagai tukang boong.


Kedua, memberi hukuman fisik.

Amit-amit... seperti apapun bentuk pendisiplinan yang kita terapkan, gak boleh ada alasan untuk memberikan hukuman fisik pada anak kita ya parents.


Ketiga, memperlakukan anak sesuai mood kita.

Ini saya kadang lakukan hiks. Padahal kalau saya memperlakukan anak sesuai perasaan hati saya, anak-anak kebingungan dan kestabilan emosnya bisa terhambat.


Keempat, memaksakan kehendak kita.

Nah, jangan memaksakan kehendak kita ya parents. Karena Anak akan tumbuh menjadi orang yang percaya diri dan memiliki rasa tanggung jawab ketika ia dapat mengambil keputusannya sendiri atas prilakunya. Kita boleh memberikan dan berdiskusi akan pilihan-pilihan yang ada, dan juga memberitahunya konsekuensi-konsekuensi yang timbul akibat pilihan-pilihan tersebut. Tapi keputusan akhir sebaiknya tidak dipaksakan.


Kelima, menggunakan hadiah untuk segala hal.

Sebaiknya kita menebus rasa bersalah kita dengan permintaan maaf saja, bukan menggunakan hadiah materiil, hiks.


Keenam, meminta anak ini dan itu, sementara kita sendiri tidak melakukannya.

Kita yang harus terlebih dahulu menjadi contoh atas sosok yang kita ingin harapkan dari anak kita.


Ketujuh, terlalu sensitif menghadapi pandangan orang lain terhadap kita.

Mengasuh anak itu kewajiban kita, orang tuanya. 

Kita jangan sampai merubah prinsip pengasuhan kita, gegara latah atau takut dihakimi oleh orang lain. 

Contohnya, saya bertekad akan memasukkan anak-anak ke sekolah dasar di umur 7 tahun lebih kurang. Tetapi saya hampir merubah tekad ini, gegara sepupu-sepupunya sudah sekolah diusia 4 tahun dan sudah bisa membaca. 

Untungnya saya segera tersadar. Dan kembali ke rencana semula.


Kedelapan, terlalu mengurusi semua yang dilakukan anak.

Terlalu protektif terhadap anak juga kurang baik, dia menjadi tidak mandiri. Biarlah ia mencoba hal-hal yang akan membuatnya lebih mandiri; makan sendiri, pakai baju sendiri, dan lainnya. Kalau memang kurang rapi, tinggal dibetul saja di finishing (kayak bangun rumah ya).


Kesembilan, membesar-besarkan kesalahan anak.

Terkadang hal ini terjadi juga pada saya hiks. Misalnya pas dia menumpahkan air. Padahal kan tinggal saya kasih lap aja, dan dia membersihkan tumpahan airnya. Tapi refleks aja gitu saya teriak. Saya sendiripun terkejut dengan teriakan saya.

Ajarkanlah anak-anaknya parents, memiliki kekuatan untuk bangun setelah gagal dan terjatuh.


Kesepuluh, jangan pelit mengekspresikan kasih sayang.

Semakin sering kita mengekpresikan kasih sayang kita, semakin bahagia juga buah hati kita.


Sebagai orangtua, ada kalanya kita 'khilaf' sehingga melakukan hal-hal yang tidak semestinya kepada anak kita; membuat janji yang tidak ditepati, memperlakukan anak sesuai mood, bahkan karena emosi malah memberikan hukuman secara fisik ke anak kita.

Marilah kita merenung kembali mengenai gaya pengasuhan kita secara bijaksana.

Jangan sampai buah hati kita tumbuh besar tanpa merasakan kasih sayang dari kita.







Sumber bacaan: Chai's Play

29 komentar:

  1. Terkadang sedih ya kalau selalu mood kita jadi ga enak deh

    BalasHapus
  2. Mbaak, jleb baca postingan ini. Saya pun sering khilaf, hiks. Semoga dengan menyadari, kita bisa terus mmperbaiki diri ya.

    BalasHapus
  3. Oo kalo awak jauh dari kata php kak.. yang paling sering khilaf ya kasih hukuman fisik. Itu biasanya terjadi kalo dilanda kelelahan. Mhhh jadi kambing hitam deh rasa lelah. Memang kalo udah lelah jadinya sering kelepasan ya kak.

    BalasHapus
  4. Ternyata jadi orang tua itu harus lebih banyak belajar lagi ya Mbak. Apalagi kan kalau anak itu mengalami trauma di masa kecilnya, bakalan berpengaruh dengan perkembangan psikisnya

    BalasHapus
  5. Menjadi orang tua itu meman gperlu belajar banyak , apalagi utnuk seseorang yang tidak berpengalaman mengurus anak kecil sebelumnya... utnuk guru tk dan psikolog memang sudah curi waktu.. tapi mungkin belum semuanya dikuasai juga

    BalasHapus
  6. Memaksakan kehendak, memperlakukan anak sesuai mood. Itu tuh emang susah banget kontrolnya. Sampai saat ini sebagai orangtua masihh belajar juga biar ngga kayak gitu

    BalasHapus
  7. Dan mirisnya kriteria diatas itu sudah pernah saya alami semua. Rasanya hmm nano, jadinya ketika dewasa prinsipnya......

    BalasHapus
  8. Semuanya iya banget. Dari poin pertama tentang membuat janji yang cuma sekedar janji tanpa ditepati, mengiming iming anak, sampai poin terakhir tentang pelit mengekspresikan kasih sayang yang malah membuat jiwa mereka hangat dan tangguh.

    Senang sekali bisa mampir ke tulisan ini.

    BalasHapus
  9. Nah poin janji nih gampang diucapkan sulit ditepati buat kita para orang tua ya mbak karena nantinya akan ditiru sama anak...jadi sebisa mungkin hati-hati deh kalau mengucapkan suatu janji

    BalasHapus
  10. Jangan pelit mengekspresikan kasih sayang ini pesan yg bagus buat bapak-bapak. Kekeke. Kadang banyak bapak yang tetap jaim di depan anak. Duuuh, beruntunglah suami-suami yg punya selera humor tinggi, sehingga bisa jadi pelawak, srimulat di depan anak. Anak jadi gak merasa berjarak dari ayahnya.

    BalasHapus
  11. Nomor enam paling susah tuh. Jadi contoh terbaik untuk anak itu tidak mudah... Dan itu tidak bisa instan. Padahal rasul saja mendidik anaknya itu cukup dengan contoh dari orang tuanya...

    BalasHapus
  12. ini berlaku buat om dan tante paman bibi ke ponakan, juga abang kakak ke adik, ya.


    tertanda,

    aku yang kapok dituduh ponakanku ngga bisa dipercaya dan ga bisa nepatin janji karena ngga jadi ngebeliin dia hotwheels (itu pun soalnya aku dilarang beli sama maknya 😭😭😭. parah label itu melekat di aku uda dua bulan ini)

    BalasHapus
  13. Saya sering melihat banyak orang tua yang suka membesar-besarkan kesalahan anak. Padahal masih bisa dimaafkan ya tapi justru dibentak gitu. Beberapa kali mendengar tetangga yang melakukan seperti itu.

    BalasHapus
  14. Mudah2an ini menjadi praktek saat mengasuh oza ya, pelan2 belajar jd orgtua yg bener

    BalasHapus
  15. tulisannya bikin saya tertegun mba, ini jadi pengingat buat saya kelak kalau sudah punya anak untuk tidak melakukan hal-hal di atas, sangat bermanfaat mba

    BalasHapus
  16. Untuk sebelum jauh hari menjadi orangtua, selain persiapan yg penting lainnya adalah sama2 sudah selesai dengan dirinya sendiri, jd hal2 yang d atas bisa diminimalisir, kdg tuh berasa ikut pedih kalau banyak anak yg patah hati krn orangtuanya

    BalasHapus
  17. Setuju tuh mba, tapi ya, kadang heran deh orang kok suka banget yaa mengkritik orang tanpa dia tahu gmn or apa yang dialamin orang lain kok, who are they to judge kan, kita pastinya sudah punya pertimbangan sendiri kan ya utk gaya parenting yang kita terapkan

    BalasHapus
  18. Setuju banget kak, pelajaran baru nih bagi saya agar kita tidak memaksakan pendapatnya kepada anak-anaknya ya

    BalasHapus
  19. Terima kasih atas remindernya ya. Isi yang mba ulas kali ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita para orang tua dalam melakukan pengasuhan.

    BalasHapus
  20. Saya juga menghindari banget itu ngasih hadiah karena dia berhasil atau amu melakukan sesuatu
    Soalnya jadi keterusan dan emaknya bisa kebingungan

    BalasHapus
  21. Aku trenyuh dengan statement terakhir BunVi.
    Jangan sampai anak tumbuh besar tanpa merasakan kasih sayang kita sebagai orangtua. Hiks

    BalasHapus
  22. Awak juga sering kak...kadang setelahnya jadi menyesal pas dia bobo awak minta maaf atau pas lihat tingkah dia karena efek yang awak buat sebelumnya huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaa peluk Mak Sisil..
      Iya bener nih..
      Awak pun selalunya menyesal dan akan ada ritual minta maaf dan peluk-pelukan sebelum bobo malam .

      Hapus
  23. Hiks, aku masih sering nih kak. Kalau mood lagi jelek, bawaannya pengen marah-marah aja padahal kalau lagi waras apa yang dilakukan ank-anak itu sebenernya remeh banget buat kita marah-marah kepada mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo saya seringkali kepancing kalo lagi hectic dan kecapean.
      Jadi lupa rumusan dan teori yang dipelajari

      Hapus
  24. Saya malah kena nih korban dari kasus yang kedelapan. Hasilnya, saya enggak bahagia. Hiks. Jadi pelajaran deh buat di masa depan tentang cara memperlakukan anak.

    BalasHapus
  25. 10 Jangan ini emang sering banget ya kak. Tanpa sadar maupun tidak sadar, dan kalau 10nya sampai terjadi ke seorang anak, ntahlah gak kebayang psikologisnya.

    BalasHapus
  26. Noted. Semuanya itu bener bgt, kdang kita sebagai orang tua lupa pernah berbuat salah pada anak dan kita menyangkalnya

    BalasHapus
  27. Ya rabb... "jangan" yg no 2-5 dilakukan mamakku semualah Kak...acemana tuh yaa... insyaallah ke anak gak akan dilanjutkanlah... yg baik 2 dr pengasuhan ortu masih banyak kok hehehe. Nice share ^^

    BalasHapus