Hijrah Family Fun Camp - Hari Pertama





Pagi 2 Februari 2019, saya mulai memasak lebih pagi dari biasanya. Hari ini kami ada acara besar. Untuk pertama kalinya kami sekeluarga akan kemping, yang diselenggarakan oleh Hijrah Islamic Parenting Community, dalam program Hijrah Family Fun Camp. Acara ini berlangsung dari tanggal 2 – 3 Februari 2019 di Bumi Perkemahan PTPN VII Sibolangit.

Pada hari pertama, peserta akan makan bekal yang dibawa dari rumah masing-masing, jadi saya siapin makanan untuk bekal makan siang nanti dan juga makan malamnya. Saya berusaha masak yang paling simple. Supaya gak lama nyiapinnya, dan bisa berangkat tepat waktu.

Jam delapan lewat bus kami akhirnya bertolak dari Medan menuju lokasi kemping di Sibolangit (dan kami tidak tepat waktu), mengendarai bus Sutra dari pool bus sutra di daerah Kampung Lalang. Anak-anak so excited karena baru pertama kali juga naik bis. Si bungsu dengan antusias teriak teriak kesenangan, “adek naek tayo, adek naek tayo” heheheheh.

Dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam untuk sampai ke lokasi, dan anak-anak gak tidur dan terus liat pemandangan dari jendela. Alhamdulillah cuaca juga adem; tidak hujan, tapi juga tidak terik. 
Busnya cukup unik, ada karaokenya hehehehe, tapi gak bisa minta lagu ya, karena khusus menayangkan lagu-lagu daerah Karo. 
Supirnya sangat pemberani; melanggar lampu merah, ngebut, serasa menari-nari lah busnya, bikin jantung awak berdebar aja. Kernetnya juga lincah sekali, ditengah bus yang melaju igel-igelan gitu, beliau dengan lihai naik turun atap mobil, entah ngapain. Banyak lah pahala supir dan kernetnya ni, karena berhasil bikin penumpang banyak-banyak istighfar.

Biaya untuk naik bus ini 15 ribu rupiah per seat. Tapi karena kami bawa barang yang banyak untuk keperluan saat acara, maka ada penambahan biaya untuk barang-barang yang kami bawa. 

Lebih kurang pukul 10 lebih, kami sampai di persimpangan menuju area kemping PTPN VII. Rute bus tidak melewati area kemping yang sebenarnya, jadi di persimpangan itu, sudah ada tim yang berbaik hati dan bersedia menjemput kami, terimakasih pada keluarga mba Ayu, ketua panitia Hijrah Family Camp, dan keluarga Mba Ratih Sukma, yang sudah bersedia menjemput kami dan barang-barang yang seabrek-abrek itu. Jarak ke dalam lokasi kemping tidak begitu jauh kalau menggunakan kendaraan, paling 10 menit. Kalau jalan kaki ya jauh, apalagi kalo kakinya sakit, dan harus menenteng barang bawaan segudang itu, wah besok baru nyampe.

Di area kemping, sudah banyak peserta kemping yang tiba. Kita salam-salaman, kenalan, karena ada beberapa peserta yang baru itu kita ketemunya. Setelah salam pembuka dari ibu ketua panitia, kita ke lapangan yang luas dan hijau itu untuk mendirikan tenda. Setiap keluarga mendirikan tenda sendiri. Jangankan anak-anak, emak bapaknya aja excited kali. Tendanya luas dan nyaman. Jangan ketawa ya, awak bawa karpet cendol untuk alas tidur ditenda (hihi boleh lah ketawa dikit).

Lagi bongkar tenda
Dengan dipandu para camping guide, dan teman peserta kemping yang laen, tenda pun berdiri, Alhamdulillah. 

mau bikin tenda

gotong royong bikin tenda

almost done

dah jadi tendahnya....

Tenda-tenda kami didirikan melingkar sehingga ada area kosong di tengah yang bisa kami hamparkan alas duduk. Karena udah pada capek; dari mulai perjalanan dari Medan-Sibolangit, kemudian mendirikan tenda, akhirnya kami pun memutuskan untuk makan siang di depan tenda kami. Makan siang rame-rame, seperti piknik. Cuaca yang sejuk bikin lahap makan. Anak-anak pengen cepetan selesai makan, karena udah gak sabar mau lari-larian di rumput yang luas itu.

piknik makan siang

Setelah sholat dzuhur, kami memulai rundown acara berikutnya, yaitu membuat kompor darurat. Nama kerennya kompor trangia. Kompor ini terbuat dari kaleng minuman, tapi kaleng yang besar ya, misalnya kaleng sprite atau Fanta. kaleng susu bear breand terlalu kecil.

Kompor Trangia 



lagi bikin kompor trangia

Kalengnya dipotong dua bagian, trus disatuin lagi, oiya dibolongin juga pinggirnya menggunakan paku. Trus masukkan kapas ke dalam kaleng yang bolongin dengan paku tersebut. Dikasi spriritus, dan jadi lah kompor trangia tadaaaa….

Alat untuk masak menggunakan kompor ini adalah wadah berbahan stainless, misalnya rantang stainless. Untuk amannya, gali sedikit tanahnya, dan masukkan kompornya. Bisa digunakan untuk masak air untuk kopi, atau mie instant. Kalau untuk masak rendang gak bisa ya buibu dan pakbapak..

Menjelang sore cuaca mendung. Kami para orang tua punya acara sendiri yaitu, mendengarkan Tausiyah mengenai “Bagaimana menjadikan Anak Hebat” oleh Al Ustadz, saya lupa nama ustadznya. (maap Ustadz)

Tausiyah

kemudian dilanjutkan dengan “tips menghadapi begal / self defense” oleh Pak Amri, beliau adalah belahan jiwa dari Bunda D’lima, alias bun Sischa Elliza, sang ketua Hijrah Community, sekaligus guru silat anak saya hehehehe..


Anak-anak berkegiatan ketika para orangtua mendengarkan tausiyah

Selama para orang tua mendengarkan tausiah dan juga mengikuti self defense, anak-anak pun trecking di sekitar area bersama para oom camping guide.


Untuk cerita hari kedua bisa baca di link family fun camp - hari kedua.... 

15 komentar:

  1. Asyik ya kak..

    Sttttt tapi penulisan sischa Elliza salah. Yang bener shisca Elliza.. Hihihihi

    BalasHapus
  2. Wah asyiknya acara camping,foto- foto-fo juga keren, anak-anak naik bus Tayo ya. Hahahaha

    BalasHapus
  3. ini ikutan dsekolah atau kantor atau memang ada program khusus yang umum juga boleh ikutan ya kak?

    pengen. thanks kak. nice share.

    BalasHapus
  4. ah makin baper aku baca ini.. kece tim family camp hijrah ni. next.. jangan awal bulan donk

    BalasHapus
  5. wih mantap kali kak ceritanya ..serasa lagi lihatin kakak di lokasinya..hahaha dan keren lah bunda dlima tu..multitalenta ..mantap 😊

    BalasHapus