Assalammualaikum wr wb
Desa Budaya Kertalangu, adalah salah satu tempat atau desa wisata yang letaknya pas di belakang rumah saya. Tetapi saya baru mengunjunginya ketika sudah hampir setahun bertetangga dengan desa wisata ini.
Padahal kepleset aja nyampe.
Yah biasalah... ibarat rumah di dekat sekolah sendiri, yang paling dekat yang biasanya suka telat hehehehe...
Hari Sabtu sore, tanggal 26 Maret 2022, akhirnya kami sekeluarga pun menginjakkan kaki ke desa wisata tetangga kami ini; Desa Budaya Kertalangu.
Alamat tepatnya itu di Jalan Bypass Ngurah Rai No 88, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur.
Untuk masuk ke lingkungan Desa Budaya Kertalangu ini, kita akan ditarik pembayaran dua kali. Kali pertama, kita akan membayar sebesar 2K saja alias dua ribu rupiah untuk parkir. Kali kedua sebelum betul-betul masuk ke area Desa Budaya Kertalangu akan ditarik pembayaran lagi sebesar 1K per orang, jadi untuk kami sekeluarga yang berjumlah 4 orang, kami membayar sebesar 4K alias empat ribu rupiah. Murah sekali kan....
Apa saja yang ada di Desa Budaya Kertalangu?
Wah... Area Desa Budaya Kertalangu ini luaaaasssss sekali. Sebagian besarnya adalah sawah yang luas dan cantik.
Lalu ada 2 buah kolam renang ukuran sedang. Yang saat itu cukup ramai anak-anak yang berenang, dan ada guru berenang juga bagi yang ingin belajar berenang. Mungkin untuk berenang harus membayar lagi, tapi maaf saya ndak tau bayarnya berapa untuk bisa berenang.
Lalu ada kolam pancing yang cukup luas juga. Dari keterangan petugasnya, di dalam kolam ada tiga macam ikan yang bisa dipancing, yaitu; Ikan Lele, Patin, dan Ikan Bawal.
Untuk memancing kita harus membayar....
Ikannya juga boleh dibawa pulang atau minta dibakarkan atau dimasakkan di tempat, dengan membayar upah memasak. Ikannya sendiri harus ditimbang dan dibayar juga.
Kebayang makan ikan segar yang baru ditangkap dan dibakar atau dimasak, wahhh cacing-cacing dah pada demo di perut membayangkannya.
Di dekat kolam pancing dan kolam renang, ada kafe kecil. Para pemancing dan yang berenang bisa memesan minuman dan makanan sambil menunggu kailnya dimakan ikan. Dan di kafe ini juga lah tempat para pemancing bisa membayar untuk memasakkan ikan yang telah ditangkapnya dari kolam pancing.
Di area kafe juga ada beberapa kandang burung. Yang paling keren adalah kandang Burung Muray. Suara Muraynya bagus sekali.
Lalu ada jogging track. Yang ini yang paling banyak penggemarnya nih. Banyak sekali yang menggunakan fasilitas joggingnya. Dan kami berempat juga. Walaupun kami salah kostum, seperti saya, pakai sandal jepit, dimana diakhir jogging telapak kaki saya berasa panas, padahal saya cuma jalan santai doang. Ngos-ngosan, belum lama jalan saya udah pengen putar balik aja rasanya. Tapi malu juga, karena gak ada yang putar balik. Dengan terpaksa saya ikut jalur hiks... Lagian pas saya bisikin ke pak suami untuk putar balik, saya malah diketawain, yahhh jadinya saya teteup jalan sambil bimoli, bibir monyong lima senti.
Jogging tracknya lumayan panjang, tapi kita disuguhi pemandangan persawahan di kiri kanan, ada sawah yang baru ditanami, ada yang baru dipanen, ada yang belum ditanami, lalu ada kebun cabe, kebun jagung juga.
Para petani, berteriak bersahut-sahutan mengusir burung-burung yang mencoba icip-icip padi.
Ada orang-orangan sawah. Jadi ingat film hantu bule kalo liatnya, kalo malam pasti serem hiii...
Woahhhh betapa suasana yang langka buat saya.
Ketika jogging track hampir berakhir, saya melihat beberapa ibu yang menjual sayur di pinggir jalan di sepanjang jogging track.
Juga ada lapangan kecil berumput yang ada bangunan yang tidak terlalu besar untuk tempat berisitirahat bagi yang selesai jogging.
Ada area bermain anak-anak juga. Dan ada yang berjualan makanan kecil juga. Jadi yang istirahat, bisa sambil melepas dahaga dan makan cemilan.
Ujung jogging track adalah kolam renang yang di awal tadi.
Di dekat tempat parkir di depan sepertinya banyak kios-kios yang di design cantik. Tapi pada tutup. Gak tau biasanya dipakai untuk jualan apa. Apa makanan atau cindera mata gitu. Penasaran juga saya.
Sekian cerita jalan-jalan saya kali ini.
Salam
Baca juga cerita lainnya ya...
Penasaran saat wajahnya jadi bimoli hihihi
BalasHapusSaltum memnag ga banget ya. tapi kan memang gatau kalau ada jogging track
Senangnya murah banget tarif masuk desa wisata Kertalangu ini, lumayan ya bisa buat segerin pikiran. Apalagi letaknya tinggal ngesot doang
seandainya dekat pingin banget ke sana boyongan keluarga, tiket masuknya murah banget dengan areal yang sangat luas dan bervariasi.. masih heran biaya segitu apa cukup ya utuk operasional dan pemeliharaannya
BalasHapusAsri sekali ya view di Kertalangu jadi kepo pengen berkunjung ke sana
BalasHapusYa ampun untuk lokasi sebagus dan seasri ini hanya bayar seribuan aja ya. Alhamdulillah semoga lestari masih ada view pedesaan yang bagi orang DKI sangat sulit didapat
BalasHapusJalan-jalan gak nyampe 5K ini judulnya ya.
BalasHapusEnak banget joging track dengan pemandangan sawah dan berbagai fasilitas seperti kolam renang buat anak ataupun kolam pancing buat bapak.
Ngomong-ngomong Bun, ini desa budaya kertalangu dikelola swasta (mandiri) atau sudah masuk dalam pengelolaan pemerintah kota?
HapusKalo itu saya kurang tau juga bun..
HapusSeru ya Kak apapun ada di Bali jadi tempat wisata. Yang paling seru cuma Rp2.000 saja untuk tiket masuk. Desanya asri banget.
BalasHapuswah sayang sekali waktu saya ke Bali ga pernah mampir ke sini, hope someday bisa ke sini kalau ke bali lagi
BalasHapusBener-bener nih KakVivi dolan terus. Makasih ya udah kasih tahu banyak tempat di Bali. Ntar kalau main ke rumah saudara yang di Bali udah tahu mau jalan-jalan ke mana. Hihi
BalasHapusTotalnya 6K dong kak Vi... Kan sama parkir toh? Atau kesana tak bawa kendaraan ya?
BalasHapusDi Bali emang sadar wisata semua ya kak. Di Medan kan ada yangbegituan tapi tak dimanfaatkan secara maksimal.
Pisang ibu itu tampak enak deh.
Iya totalnya 6K, karena ke situ naik sepeda motor.
HapusMemang terjangkau kali ya kak. Desanya pun asri banget dan punya banyak budaya
HapusEh di medan kapan ya bisa gini
Tiap baca tulisan kak vi, JD pengin liburan ke Bali. Kak vi yg tinggal di Bali liatnya enak Kali, tiap Hari rasanya seperti selalu liburan trus tiap Hari y kak vi..
BalasHapusIya, aku juga pengen banget ke Bali. Yuk kita ke rumah kak Vivi. Balige kan?
HapusWaahh udah murah tempatnya asri dan menarik banget ya 😍 jadi pengen ke sana
BalasHapusKak Vi... letak Desa Budaya Kertalanggunya di belakang rumah kok pake parkir segala sih,, ke sananya jalan kaki gitu gak bs ya Kak... mgkin karena barengan anak2 ya, biar cepat sampai. Wihiyy lihat kolam renang anak2 pasti auto suka ^^
BalasHapusPintu masuknya jauh mba mia kwkwkwk
HapusMakanya apke motor
Bisa sih jalan kaki, tp gak tahan banyak rintangan di jalan, banyak anjing yg harus dilewati dan hadapi
Asik nih kayaknya. Bisa masuk lis untuk liburan nanti. Tiap pagi joging tepi sawah asikkkkk
BalasHapusHaduhh.. coba yang kayak gini ada di Medan kak. Tiap minggu pagi keknya kami kesana, haha... Seru ya di Bali itu. Bahkan di kota Denpasar ada juga desa secakep ini pemandangannya.
BalasHapusBali emng surganya para pelancong ya kak. banyak kali kawasan wisatatnya. apalagi desa kertalangu ini nyaman dan cocok buat anak-anak. cocok buat nak anak lah ini. hahahha
BalasHapusKeren ni, Bali secara infrastruktur wisata memang sudah siap, ekosistemnya sudah jadi, jadi gampang banget buat bikin tempat baru.
BalasHapusBisa jadi contoh untuk daerah lain terutama di sumatera
berasa jalan-jalan secara langsung ke Kertalangu nih. Bahkan pemandangan sawah sekalipun bisa menyejukkan hati. Terus yang mantap itu bisa mancing heheh …
BalasHapusenak banget itu mancing terus dimasak hasil pancingannya, lalu mmakan ditempat dengan view sawah ijo-ijo, seru bareng keluarga
BalasHapusKalo baca tulisan gini langsung hash pengen traveling kak 🥲 mudah2an ntar dapat kesempatan bisa ke Denpasar
BalasHapusMasyaaAllah ijonya itulohh bikin terpana dan ngga bisa berkata2, pengen ikutan mampir kr desa budaya kertalangu denpasar.Dulu ke Bali kenapa ngga kepikiran mampir kesini yaaa
BalasHapusasliiik bagus banget pemandangan sepanjang jogging tracknya, ini kalau saya di sana kayanya lebih enak buat jalan-jalan untuk melihat dan memanjakan mata dahulu dari pada jogging wkwkkwkw. eeh ada ibu jualan sayur ijo2 jugaa yah di akhiran, bisi bawa buat pulang masaaak hihi
BalasHapusKekmana awq gak iri teros sama kk pipi ini, dia enak jalan jalan teros, padahal awq dah pengen kali kesana. Apalah daya masi beranak kecil, dan keuangan terbatas hahaha
BalasHapusWah lagi membayangkan betapa nyaman dan teduhnya duduk di pinggir sana, sambil menikmati sunrise nunggu jam berbuka puasa...hmmm betapa nikmatnya
BalasHapus