Parenting Blogger Medan: Mengajarkan Konsep Ekonomi kepada Anak


Sumber foto: Wallpaper HP xiaomi


Assalammualaikum wr wb,

Ketika berbicara mengenai uang saku anak, kita sebagai orang tua pasti berpikir 'Semoga saja anakku dapat menggunakan uangnya dengan cerdas'.

Saya pribadi berharap, anak saya dapat membagi dan menggunakan uang pada hal yang benar-benar dibutuhkannya, dan dia mau menabung sebagian uangnya untuk keperluan lainnya.

Tapi, namanya juga anak-anak ya, mereka biasanya belum terlalu paham cara mengelola uang yang baik, dan seringnya memakai uang sesuka hatinya saja.

Saya sendiri pinisirin, kapan sebaiknya mengenalkan anak dengan konsep ekonomi?
Dan bagaimana cara meningkatkan pemahaman anak mengenai konsep ekonomi ini?
Dan bagaimana caranya kita mengajarkan konsep ekonomi ini?

Bagaimana caranya agar pemahaman konsep ekonomi pada anak dapat berkembang? 
Bagaimana caranya mengajarkan konsep ekonomi sesuai tahapan usia anak?

Ketika saya hendak ke warung, ataupun ke minimarket bersama anak, biasanya saya akan berkata seperti ini kepada anak saya, 'gak boleh minta jajan ya' atau 'cuma boleh jajan satu macam aja ya'.
Anaknya sih biasanya hanya mengiyakan saja.
Tapi..... setelah masuk ke dalam minimarket, hmm tak ingat janji yang diiyakannya tadi. Anak awak ni lari kesana kemari, sementara emaknya sibuk manggil-manggil. Semua barang atau jajanan yang diinginkannya ditunjuk-tunjuk supaya diperbolehkan beli.

Bagi anak-anak, minta jajan memang hal yang wajar sih. Anak-anak memang belum bisa mengontrol keinginannya sendiri, sehingga pemahaman cara menggunakan uang dengan baik masih sangatlah jauh bagi si kecil.

Ketika berusia sekitar tiga tahun, umumnya anak akan mulai mengetahui bahwa orangtuanya akan membelikan barang yang ia butuhkan.
Ia juga menyadari bahwa ada barang yang akan dibelikan dan ada barang yang tidak bisa dibelikan oleh orangtuanya.
Anak-anak ini juga tahu bahwa semua yang diinginkan tidak selalu bisa mereka dapatkan.
Anak-anak juga mulai paham tentang konsep menukar barang ketika dia sering diajak berbelanja oleh orangtuanya.
Dan anak-anak saya pun mengetahui pentingnya membuat rencana pengeluaran/penggunaan uang, karena saya sering menuliskan perencanaan pengeluaran dan penggunaan uang ini di dekat mereka. Bahkan si sulung telah sering memperhatikan kegiatan bulanan saya ini. Dan ia sendiri tahu bahwa ada budget untuk keperluannya yang saya masukkan ke dalam perencanaan tersebut.

Namun untuk adiknya yang berusia tiga tahun, tentunya belum memahami bahwa untuk 'menukar barang' atau 'jajan' ini, memerlukan uang. Konsep uang bagi anak umur tiga tahunan masih sangat sulit.
Jadi daripada saya memulai dengan mengenalkan konsep uang, saya pikir sebaiknya saya mulai dengan mengajarkan anak untuk menghargai setiap barang dan menggunakannya dengan bijak, serta membiarkan anak untuk menentukan sendiri barang yang diprioritaskan.

Usia 4 - 5 tahun, anak-anak akan mulai paham konsep uang. Mereka sudah mulai bisa membedakan angka-angka yang tertera pada uang kertas dan uang logam, tapi mereka tidak memahami nilai dari uang tersebut. Anak hanya paham bahwa uang itu diperlukan untuk membeli sesuatu yang dia inginkan.
Anak-anak dapat saja mengira, kalau uang kertas bernilai besar karena ukurannya yang besar, atau uang logam bernilai besar karena itu lebih berat. Mereka tidak mengerti nilainya. Anak-anak umur 4 - 5 tahun ini hanya tahu kalau uang dapat digunakan untuk membeli mainan atau makanan kesukaan mereka.

Salah satu teknik mengenalkan konsep ekonomi kepada anak ya dengan membawa langsung anaknya ke tempat-tempat untuk mempraktekkan konsep ekonomi tersebut, ke warung pas belanja, atau ke mini market, atau sekedar belanja bakso yang lewat hehehe..
Biar pada lihat contoh langsung cara menggunakan uang kepada anak sehingga anak bisa melihat dan mempelajarinya.


Foto dokpri


Diusia 6 - 7 tahun, anak mulai memahami perbedaan nilai dari setiap uang, baik itu uang kertas dan juga uang logam. Anak seusia ini paham, tidak semua barang dapat dibeli dengan satu lembar uang saja, tapi dibeli berdasarkan harga yang tertera atau harga yang telah ditentukan.

Intinya, konsep uang yang dimengerti oleh orang dewasa mulai berkembang pada anak usia 6 tahun.

Kita dapat memberikan pengalaman kepada anak usia 6 tahun dengan cara membiarkan mereka mencoba membayar sendiri kepada penjaga atau kasir, dibawah pengawasan kita tentunya.
Membiarkan mereka berlatih membelanjakan uang sakunya sendiri.


Mengasah pemahaman konsep ekonomi.


Saat kita mengajarkan konsep ekonomi pada anak, kita tidak perlu memaksa anak untuk menghafal nilai-nilai yang ada pada setiap lembar uang kertas lho.
Takutnya dia kehilangan minat, dan mereka jadi lambat dalam mempelajari konsep ekonomi ini.

Kita dapat menghubungkan antara konsep ekonomi dan konsep kepemilikan.
Ajarkan anak kita untuk mengenali betapa berharganya barang-barang yang dimilikinya.
Ajarkan ia bertanggung jawab atas barang miliknya sendiri, biarkan dia mengetahui bahwa uang itu terbatas sehingga ia belajar agar menggunakannya dengan bijaksana.
Misal, setiap hari ketika bersekolah saya membekalinya uang sebanyak 4 - 5 ribu rupiah (tergantung dompet emak ada pecahan dua ribu apa gak). Saya pahamkan ke anak saya, bahwasannya, ia juga harus bisa menyisihkan sedikit untuk tabungan, dan berinfak. Jika ia belanjakan semua, maka ia tidak ada kesempatan beramal, dan tidak ada yang bisa disisihkan untuk ditabung.
Nah ini juga merupakan bagian dari ilmu ekonomi.

Dengan kata lain, ilmu ekonomi ini mengajarkan anak mengenai kontrol diri, kemandirian, tanggung jawab, perilaku konsumen yang terencana, pemikiran rasional dan cara membuat keputusan.
Jika kebiasaan ini  terbentuk dari sekarang, hal ini akan berpengaruh terhadap kebiasaan konsumtif anak disepanjang hidupnya.


Uang Saku Anak


Saya membuat peraturan sendiri ketika memberikan uang saku pada anak yang harus dipatuhinya.
Karena saya tidak ingin anak saya memiliki perilaku konsumen, yaitu menghabiskan uang begitu saja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi.

Seperti yang telah saya tuliskan di atas, bahwa saya menekankan pada mereka bahwa selain dapat dibelanjakan, ia juga harus menyisihkan uang sakunya untuk beramal dan juga tabungan.
Tapi, setelah memberikan uang saku tersebut, saya tidak akan mengusik bagaimana akhirnya dia memperlakukan uang sakutnya tersebut. Saya mempercayakannya padanya sepenuhnya.
Walaupun anak saya tidak berhasil mengelola uangnya dengan baik, biarlah hal ini menjadi pengalaman berharganya.

Saya tidak memberikan uang saku kepada anak saya lebih dari lima ribu rupiah setiap harinya.
Kami menyepakati uang saku senilai lima ribu rupiah ini dari hasil rapat kami berdua. Dan apabila tidak sekolah, ia tidak mendapatkan uang saku.

Saya dan anak mulai membicarakan mengenai pencatatan keuangannya sendiri di buku tulis khusus untuknya. Tujuannya adalah agar anak saya terbiasa menulis buku harian keuangan, dan punya perencanaan  dalam penggunaan uang, agar ia tidak boros juga.


Kegiatan yang dapat dilakukan di rumah untuk mengenalkan konsep ekonomi pada anak.


Yang termudah itu mengenalkannya dengan permainan. Misalnya, dengan main jualan-jualanan dengan memanfaatkan uang-uangan kertas. Tentukan harga setiap barang, lalu mereka berlatih membayar dengan uang mainan tersebut.
Saya membatasi atau membagi  uang mainan tersebut diantara anak-anak, sehingga mereka bisa membeli barang-barang sesuai dengan jumlah uang yang mereka miliki.  Dengan begitu kebiasaan konsumtif yang baik dapat dilatih melalui permainan ini.

Saya juga pernah baca di salah satu aplikasi parenting, kita bisa memberikan mereka stiker pujian yang mereka kumpulkan untuk dapat ditukarkan sejumlah uang 'beneran'.
Kita bisa menentukan tugas rumah yang dapat dilakukan oleh anak-anak, apabila anak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, kita beri mereka satu stiker pujian. Setelah mereka berhasil mengumpulkan banyak stiker, stiker-stiker ini bisa ditukarkan dengan uang.
Tentu saja, jumlah uang yang dapat ditukarkan dengan stiker pujian ini jumlahnya tidak berlebihan.

Dengan aktivitas ini, anak akan berfikir kalau ia menginginkan apa yang ia mau, ia membutuhkan stiker, sehingga mencoba pengalaman mencari uang dan menyadari pentingnya nilai suatu benda.
Tapi kita juga harus pintar-pintar menyikapinya juga, jangan sampai setiap kita mintai tolong ia malah meminta upah kepada kita.

Contoh kupon reward untuk anak
(sumber foto: Chai's play application)



Contoh sticker untuk reward anak
(sumber foto: chai's play application)




Demikian tulisan kali ini, semoga bermanfaat ya.

Salam
Vivi



Sumber bacaan: Chai's Play App

30 komentar:

  1. Mengatur uang jajan ini baru bisa benar-benar diterapkan saat anak-anak mulai memasuki usia sekolah ya kak. Pada akhirnya mereka sendiri yang belajar tujuan mengatur uang mereka.

    BalasHapus
  2. kupon hadiah yang didapat itu kak keraan stikernya acem? ajarin lah kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. print aja lance, trus ditempel pake lem aja sih.
      atau beli stiker yang rada kecil di indomart, gak usah mentok stiker smile kek gitu. stiker gambar lain juga gpp lah...

      Hapus
  3. Wah boleh juga idenya tuh, tak cobalah nanti :)

    BalasHapus
  4. NOted nih, saya jujur masih kurang kayaknya mengajarkan konsep uang kepada anak.
    Meskipun sejak kecil saya ajak menabung, sampai saya bikinin buku tabungan, tapi kayaknya si kakak, masih belum terlalu ngeh akan konsep pentingnya :)

    BalasHapus
  5. sama kak, kami mengenalkan anak-anak konsep uang dengan permainan. Karena mereka di sekolah tidak dapat uang saku jadi berbelanja itu hanya saat bersama kami. Tapi Alhamdulillah melalui permainan jualan-jualan mereka jadi bisa mengenal konsep ekonomi dengan cara yang menyenangkan.

    BalasHapus
  6. Sepertinya saya harus coba praktikkan memberi uang harian kepada Palung 5 ribu sekaligus untuk sehati. Terserah dia akan gunakan untuk apa. Soalnya dia harus belajar untuk menabung dan bertanggung jawab dengan uangnya.
    Godaan jajan di luar bagi anak umur 10 tahun itu sangat banyak, ikutan tenan-teman dan enggan bawa kotak makan siang.
    Sejauh ini jugy Palung bisa memahami kondisi keuangan keluarganya, bisa menerima jika uang bekal yang semula 2 ribu jadi 1 ribu, dan saya ingin agar dia belajar menabung untuk masa sulit sekaligus untuk beli sesuatu yang diinginkannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo awal-awal saya rasa gak perlu langsung tiap hari mba...
      misalnya setiap hari jumat, ia diberi uang saku.
      bisa buat dia infakkan sebagian pas jumatan.
      jadi bisa diatur2 gitu.
      diskkusi gitu sama anaknya, kikira uangnya bisa dipake buat apa aja

      Hapus
  7. Pengen tahu setelah diterapkan kepada anak-anak, reaksi mereka bagaimana, Mbak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih sering error mba hehehe
      masih sering kebablasan dihabisin semua uang sakunya.

      tapi pas kemaren ada maunya, bisa juga dia nabung, dan terbeli lah jam tangan yang dia mau, dengan menahan diri gak jajan , lumayan lama.

      Hapus
  8. Waktu sebelum menikah, saya adalah perempuan konsumtif. Gak bisa bedain mana yg butuh, mana yang ingin. Tapi setelah menikah jadi semakin baik soal pemahaman itu (alhamdulillah) dan saya pun menerapkan ke anak-anak. Gak ada istilah beliin anak sembarang dengan embel-embel, "Masih kecil, gak papa." Justru waktu kecil itu waktu terbaik mengajarkan anak konsep ekonomi. Jika tidak, nanti besarnya anak kita jadi anak konsumtif. Bisanya beli-beli doang. Nanti bisa besar pasak dari pada tiang hidupnya. Pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Hehehe. Makasih sharingnya mba.

    BalasHapus
  9. Penting ini ya kak, mengenalkan uang pada anak. Anakku gegara ada warung depan rumah jadi sering rengek minta jajan. Di rmh sudah oerjanjian mau nya apa, sampai warung harus ditepati dan saya tegas g akan beliin krn tidak sesuai janji. Mau anaknya nangis kek, aku biarin aja biar anak belajar tepati janji.

    Nah yang sulitt menurut ku, gmn ya cara kasih tau klo yang ini mahal dan isinya ga berguna mending beli yang lain.
    Kk nya punya saran ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mnrt aku sih mbanya udah bener itu. Yg dibeli sesuai yg dibicarakan di rumah.

      Mengenai ngasi tau ga mau beli yg mahal dan gak berguna itu, sounding terus aja.

      Lagi rileks kasi tau anaknya kalo kita gak mau beliin anak ini ini ini (sebutin produknya), karena bisa bikin kita sakit kalo makan itu.

      Hapus
  10. Waa stickernya ucul-uucul banget iih! Konsep uang ini anak-anak juga mulai aku ajarkan, makasih masukannya ya mbak

    BalasHapus
  11. Emang penting banget mengenalkan konsep ekonomi sedari kecil, selain itu juga aku aja baru tahu bisa di awali dengan mengenalkan nilai uang.

    BalasHapus
  12. Konsep ekonomi atau konsep uang? Kayaknya dua hal ini mirip tapi berbeda

    BalasHapus
    Balasan
    1. uang masuk ke dalam sub konsep ekonomi kan?
      konsep ekonomi itu perpindahan uang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.
      Berhubung yang mau diinfokan mengenai konsep ekonomi ini adalah anak-anak, katakanlah umur 3 - 6 atau 7 tahun, ya pengenalannya yang jauh dari penggunaan uang dan jual beli.

      Mungkin tulisan saya harus dibaca agak2 dua tiga kali bang bag, biar agak paham, karena saya pun ngeditnya kudu dibaca berkali2 (hihi)

      Hapus
  13. Saya belum punya anak, tapu dengan membaca artikel ini saya jadi tahu pentingnya mengajarkan nilai uang kepada anak. Saya sering melihat anak-anak lain yang seenaknya minta uang dan orangtua mereka mengiyakan. Padahal, seperti yang mbak tulis, harusnya diajarkan nilai uang kepada anak.

    BalasHapus
  14. Yang stiker awak terapkan di perbuatan baik kalo dilakukan di rumah kak..

    Hasilnya nanti dia bebas pilih reward dengan ambil salah satu kertas di botol

    BalasHapus
  15. Asik kalau ada sistem kupon hadiah gini. Anak jadi belajar sabar, strategi, dan masih banyak lagi, terutama tentang konsep ekonomi. Memang harus sedari kecil ya Mbak. Agar anak tahu nilai uang.

    BalasHapus
  16. Bagus juga nih ide kupon hadiahnya mbak :D
    Anak2 di rumah kebetulan belum kenal jajan, krn kami belanja camilan saat belanja bulanan, jd saat mereka mau nyemil ya ambil itu. Sesekali aja jajannya :D
    Tp kadang pas anak kutitip daycare atau pas di les2an tau jg soal uang krn temannya pd jajan hehe. Cuma dikasi pengertian krn mereka camilannya disediakan jd enggak jajan lagi.

    BalasHapus
  17. Terinspirasi dengan stiker dan kupon hadiahnya, bisa banget diterapkan untuk anakku yang usianya mwnjelang 6 tahun biar belajar bagaimana berusaha mendapatkan uang jajannya sendiri

    BalasHapus
  18. Saya dari kecil sudah terbiasa mengelola uang saku sendiri. Maka sekarang setelah menjadi orang tua anak2 juga saya ajari mengenai menabung dan belanjan seperluany

    BalasHapus
  19. Anak saya pun sudah saya perkenalkan dengan perdagangan. Mulai dari mengambil barang di rak hingga kasir Dan saat membayar dia yang memberikan

    BalasHapus
  20. Kalau sudah besar susah juga kadang menerapkan seperti itu. Sedangkan saya baru paham saat ini. masa anak-anak itu adalah masa yang tidak boleh dianggap remeh. Terima kasih informasinya.

    BalasHapus
  21. Ngajarin hal ini ke anak butuh konsisten ya kak? Aku sering gagal di sini. Siibu memang benar-benar aktif ya memberi pemahaman ke anak

    BalasHapus
  22. aku beruntung punya orangtua yang hebat, mengjarkan konsep ekonomi.Sejak kecil kelas 1 SD aku sudah jualan es keliling, lalu seterusnya ketika musim hujan mencari jamur dan dijual, semuanya ditabung buat beli tas, sepatu dan buku sekolah, alhamdulillah sampai sekarang diterapin, jadinya jarang aku minta uang ke orangtua

    BalasHapus
  23. Literasi keuangan memang wajib kita ajarkan ke anak sejak dia bisa mengerti mata uang. Agar anak bijak mengatur jajannya juga. Btw, bagus jg tuh ada koin² reward nya ya Mom

    BalasHapus
  24. Dulu masa kecil paling suka kl di suruh ke warung, bisa jajan soalnya hehe

    BalasHapus
  25. keren, idenyanya, Mbak Vivi. Bagus diterapkan untuk anak-anak. Kalau krucil saya, sekarang uang jajan 5 ribu sehari. Tapi dipesan juga jangan dihabisin dan jajan sembarangan. Kalau aktivitas lainnya seputar uang, paling disuruh belanja di warung. Sekalian melatih matematikan juga hitung uang kembalian hahaha.

    BalasHapus