Assalammualaikum Wr Wb,
Apa kabar semua? Semoga teteup asik ya...
Kali ini emaknya trio linrana mau mengenang saat-saat ketika
mengandung dan melahirkan para jagoan keluarga. Siapa tau kalau anak-anak udah
pada bisa membaca, berkenan membaca perjuangan emaknya ketika berusaha
menghadirkan mereka ke dunia nan indah ini.
Sebenarnya apabila Allah berkehendak, saya sudah punya lima
anak. Ya, lima anak, rame kan? Hehehe
Tetapi rezeki yang telah ditetapkan Allah untuk saya adalah
tiga jagoan yang insyaAllah akan menjadi anak-anak yang soleh, berakhlakul
kharimah, yang doa-doa dari mereka akan menolong saya kelak ketika hari
perhitungan tiba, Aaamiiinnn.
Kehamilan pertama saya
didn’t make it. Saya keguguran ketika usia kehamilan sekitar 6 minggu. Kenapa?
Karena saya terlalu menganggap remeh kehamilan saya. Obat dari dokter tidak
saya minum, karena saya tidak suka minum obat. Padahal ternyata itu adalah obat
untuk menguatkan kandungan. Gugurlah calon bayi saya. Sedih? Luar biasa sedih. Tetapi
berbaik sangka lah pada Sang Pencipta. Mungkin waktu itu kami berdua belum
terlalu siap untuk punya anak. Tetap berdoa, banyak-banyak sodaqoh, dan ikhtiar
lainnya.
Beberapa bulan kemudian, Alhamdulillah saya hamil lagi. Kali
ini saya rajin kontrol ke dokter, dan minum obat, penguat kandungan, vitamin,
dan segala macam. Tetapi ketika memasuki usia kehamilan bulan ke tujuh,
kehamilan saya bermasalah, saya mengalami sakit perut yang luar biasa, disertai
sembelit. Sampai-sampai saya kesulitan untuk melakukan gerakan sholat. Yang luar
biasanya, saya mengalami kesakitan yang luar biasa pada perut saya ini hanya
ketika mulai maghrib hingga pagi hari. Sakitnya seperti sakit magh, perut
serasa kembung, yang membuat saya gak bisa tidur sepanjang malam. Saya sudah
minum obat magh yang aman untuk bumil, tapi tidak ada tanda-tanda akan membaik.
Ketika itu kami tinggal di Banda Aceh, lalu pak su mengirim
saya ke Medan untuk berobat pada dokter yang biasa yang ada di Medan. Sekitar jam
tiga sore saya sampai di Medan, dan adek saya sudah mendaftarkan saya untuk
konsultasi dengan dokter kandungan yang ada di Medan jam 5 sore.
Sebelum pergi ke dokter saya menyempatkan untuk bersih-bersih
diri di rumah ibu saya. Ada yang membuat saya panik, ketika buang air kecil,
air seni saya berwarna hitam. Astaghfirullah.. sejak kapan ya? Saya tidak tau
sejak kapan karena lantai kamar mandi di rumah saya di Banda Aceh berwarna
coklat tua, sedangkan lantai kamar mandi di rumah ibu saya di Medan, berwarna
biru muda, sehingga saya baru tahu jika air seni seperti itu, jadi saya gak tau
sejak kapan itu terjadi. Apa sejak saya sakit perut itu? Wallahu a’lam…
Kami pun segera ke dokter. Ketika dokter memeriksa saya,
beliau memegang perut saya, dan saya kesakitan. Dokter pun terlihat khawatir. Kemudian
Beliau menyarankan saya untuk diopname di salah satu rumah sakit. Dan sepanjang
malam itu saya kembali merasakan sakit perut yang luar biasa.
Setelah 24 jam berlalu, suami saya diminta datang ke Medan
karena dokter ingin bicara mengenai kondisi saya. Keputusannya, saya harus di
cesar malam itu juga, sekitar pukul 10 malam. Dan saya tidak boleh hamil lagi
oleh dokter (ini saya ketahui beberapa minggu kemudian, tidak ada yang
memberitahu saya, karena keluarga takut saya akan sangat sedih). Bayangkan betapa
sedihnya kami, terutama suami saya, beliau sangat suka anak-anak, dan bisa saya
bayangkan bahwa dia akan sangat mencintai anak-anak kami.
Saya mengalami preclamsi. Kehamilan dengan hipertensi,
itulah yang menyebabkan sakit perut saya, dan air seni menjadi hitam. Air seni
yang menghitam itu menandakan bahwa saya sudah keracunan kandungan. Padahal setiap
cek kandungan ke dokter, tekanan darah saya pasti dicek. Dan ketika catatan
saya dilihat ternyata selama ini tekanan darah saya memang tinggi. Entah kenapa dokter tidak memperhatikan hal ini.
Saya masuk ruang operasi sekitar jam sepuluh malam, ruangan operasi itu cukup nyaman,
bersih, bernuansa putih. Ada beberapa orang perawat laki-laki dan perempuan
yang sudah siap untuk membantu dokter kandungan saya, ada dokter anastesi yang
ambil posisi di dekat kepala saya. Ada suara musik yang mengalun lembut.
Mereka mengganti pakaian saya. Mereka mengikat tangan saya
kiri dan kanan, agar saya tidak banyak bergerak mungkin, dan kaki saya juga
mereka ikat, dan membuat tirai di bagian leher saya, agar saya tidak bisa
melihat apa yang mereka kerjakan di bagian perut saya.
Saya sungguh pasrah pada Allah dengan apa yang terjadi. Alhamdulillah, saya
tidak merasa takut atau pun khawatir, saya percaya, dokter dan genknya tau apa
yang harus mereka kerjakan, dan Allah sebaik-baik tempat berlindung. Saya hanya
menyebut namaNya hingga saya tertidur karena bius yang mereka suntikkan di
punggung saya.
Selama operasi berlangsung saya terbangun dua kali. Ketika terbangun
yang pertama, saya mendengar dokter berkata pada para asistennya, “hei, jangan
dipotong yang itu, hah .. apa itu yang kau potong”.
“Bah, ngapaian orang ini, apa yang mau dipotong orang-orang
ni” pikirku. Kalo saya ingat-ingat sekarang rasanya lucu juga. Tapi waktu
kejadian itu sama sekali gak lucu lho. Saya malah nanya sama dokter anastesi
yang berada di dekat saya, “ada apa ya dok?” kataku. Dokternya jawab “ah, gada
apa-apa kok kak” habis itu awak dipingsankannya lagi. Bah…..
Trus bangun dari pingsan yang kedua kali, saya merasa ada
tangan yang masuk ke dalam perut saya, dan memperbaiki letak organ-organ yang
ada di dalam badan saya, dan rasanya itu sangat nyaman, perut saya terasa enakeun. Habis itu saya dibius lagi.
Anak saya laki-laki, dan ganteng kayak saya (eh saya ganteng
ya? Hihihihi). Ia lahir ketika umur kandungan saya tujuh bulan kurang seminggu.
Kecil, hanya sekilo. Pita suaranya belum ada, hingga ketika menangis tidak ada
suaranya terdengar. Jantungnya belum sempurna. Dan dia harus di bawa ke rumah
sakit lain, karena di rumah sakit tempat saya melahirkan tidak punya inkubator khusus
untuk bayi dengan kondisi seperti anak saya. Dan saya tidak pernah melihatnya dari ia lahir hingga ia tiada,
karena ketika saya belum sadar dia sudah di bawa pergi.
Dua malam berturut-turut pasca melahirkannya saya selalu
mimpi tentang anak saya ini. Saya bermimpi, saya mengunjunginya di rumah sakit
tempat ia dirawat. Saya menggenggam tangannya, dan dia memandang saya, dan saya
tau kalau dia merasa kesakitan.
Ah… sungguh sesuatu yang membuat terharu menceritakan ini walaupun hanya dalam tulisan. Karena ternyata saya masih menangisinya. Astaghfirullah al ‘adziim… sungguh hamba ikhlas ya Allah..
Ketika saya terbangun setelah memimpikan mengunjunginya lagi di rumah sakit
itu untuk kedua kalinya, saya menangis tanpa ada yang tau, dan kemudian saya berkata
dalam hati, bahwa jika itu benar-benar menyakitkan, mama ikhlas nak, jika
engkau merasa bahwa kembali padaNya akan menghilangkan sakitmu.
Dan kemudian, di pagi harinya setelah saya mengikhlaskannya
dalam hati, dia pun pergi. Dan saya baru diberitahu mengenai kepergiannya sehari
sesudah dia dimakamkan di makam yang sama dengan almarhum ayah saya.
Seperti cerita sinetron kan ya…?
Dan malam itu setelah saya tau, saya kembali bermimpi, saya
berada di suatu tempat yang sangat putih. Seperti di antara salju, suasana sangat hening, tidak suara angin yang berhembus, tidak ada suara air padahal
tempat itu seperti pulau kecil yang dikelilingi air. Ada tiga orang mengenakan jubah
putih yang tidak terlihat wajahnya menaiki kuda yang putih juga. Dan salah
satunya menggendong bayi, yang saya rasa itu adalah almarhum bayi saya.
Tanpa berkata-kata saya paham maksud mereka, bahwa saya
tidak perlu khawatir dengan bayi saya, dua orang kakeknya akan bersamanya
(mungkin maksudnya ayah saya dan ayah mertua saya). Dan mereka bertanya pada
saya, apakah saya mau ikut dengan bayi saya..
Entah kenapa tiba-tiba saya terbangun, dan terlihat suami
saya yang sedang tertidur di sofa di dekat tempat tidur saya. Dan tiba-tiba
saya merasa sedih, jika saya ikut dengan anak saya, siapa yang akan menjaganya,
dia pasti akan sedih. Kemudian saya tertidur lagi, dan entah kenapa saya
kembali ke tempat putih itu, dan mereka menanti jawaban saya.
Saya menjawab bahwa, saya akan ke tempat bayi saya, tapi
tidak sekarang. Dan mereka mengerti, dan mereka pun pamit pergi. Tetapi, bukan
mereka yang pergi, saya lah yang menjauhi mereka, saya terbang menjauhi mereka.
Saya menceritakan mimpi-mimpi itu pada suami dan keluarga
saya. Langsung saya dibacain yassin.
Perawat senior di rumah sakit tempat saya dirawat
menyarankan agar saya konsultasi dengan dokter Makmur SPOG, mengenai rencana untuk memiliki bayi dengan kondisi saya ini. Karena
menurut mereka, dokter Makmur adalah dokter yang biasa menangani kehamilan dengan penyakit-penyakit kehamilan. Dan kami pun diberi info tempat praktek beliau.
Setelah masa 40 hari pasca melahirkan, kami pun datang ke
praktek beliau. Setelah menceritakan riwayat kehamilan saya. Beliau pun
memeriksa saya. Ada tiga kista dalam rahim saya, Alhamdulillah tidak berbahaya,
tetapi tetap harus dikeluarkan. Beliau sarankan hamil lagi saja, nanti sekalian
dibuang kistanya ketika lahiran.
FYI, saya harus operasi setiap melahirkan, karena tekanan
darah saya selalu tinggi, selalu
diantara 160 – 210.
Dan beliau pun meminta kami untuk test lab. Alhamdulillah, saya boleh langsung hamil lagi. Dan wanti-wanti dari dokter, begitu
ketahuan hamil saya harus cepat-cepat datang ke beliau untuk antisipasi
preclamsinya.
Setelah satu tahun, saya hamil lagi untuk yang kedua
kalinya. Pada cesar kedua saya ini, saya dalam keadaan sadar. Karena yang
dibius hanya dari pinggang ke bawah saja. Dan bisa ngobrol sama dokter dan para
asistennya. Ketika sedang di meja operasi saya mengingatkan pak dokter untuk
jangan lupa membuang semua kista saya hehehehehe..
Alhamdulillah, sekarang saya sudah memiliki tiga anak laki-laki
yang sehat, anak-anak yang mahal, karena saya harus cek ke dokter setiap
minggu, dikala ibu-ibu yang laen cek kehamilan hanya sebulan sekali. Dan obat
yang harus saya minum banyak sekali dan mihil, karena semua obat dosis tinggi. Belum
lagi pemeriksaan kandungan selalu di atas jam 10 malam, karena pasien dokter
ini ramai sekali.
Dan saya juga harus suntik perut saya setiap malam, karena
plasenta saya itu tidak bekerja dengan baik. Sehingga, semua makanan yang saya
makan tidak tersalurkan dengan baik ke bayi saya, itu pula yang menyebabkan
anak-anak saya berat badannya rendah ketika lahir. Tidak pernah sampai dua kilo.
Jadi begitu bayi dalam
kandungan saya cukup aman, maka dokter langsung menjadwalkan kelahirannya, agar
tidak berbahaya untuk saya maupun the baby.
Tapi saya sangat bersyukur pada Sang Khalik, saya memiliki
mereka bertiga…
sekian...
Kak, kasus kita saat hamil sama dengan saya, saya juga kena preeklamsi waktu itu, untungnya langsung diketahui dengan cepat oleg dokter spog yg memeriksa waktu usia kandungan saya sudah 7 bulan, sedari itu saya dikasi obat untuk menurunkan tekanan darah yg terus naik. Dokter bilang obat hanya untuk menurunkan saja tapi tidak bisa menyembuhkan.akhirnya saya juga harus operaso caesar utk melahirkan anak saya. Sampai sekarang saya juga masih hipertensi kak, bukan hanya itu saya pun juga ada riwayat pcos karena ada diabetes tipe 2, jika saya hamil lagi memang akan berpengaruh lagi thd kehamilan saya, yah sekarang yang hanya bisa saya lakukan adalah menjaga pola makan agar tidak terjadi lagi naiknya kadar gula darah dan naiknya tekanan darah, cukup kompleks ya, oya kak biar tekanan darah stabil konsumsi garam himalaya ya jangan garam biasa, trus hindari makan makanan berprotein dan berlemak tinggi berbarengan dengan makan karbo
ReplyDeleteBaca cerita kakak, membuat awak bersyukur.
ReplyDeletebetapa kehamilan saya ini sungguh mudah dan murah.
Makasih kak vivi ♥
That's why i adore "MOMS" so much. Siapa pun emaknya..
ReplyDeletePerjuangan seorang ibu itu luar biasa ya. Jadi pengen peluk mama yang lagi masa pemulihan. hiks.
Saya menangis baca ini. Apalagi pada bagian "Saya tak pernah melihat anak saya dari mulai dia lahir sampai ia tiada" lantas terbawa mimpi. Cara mbak menceritakannya luar biasa banget. Keep it up.
Wah.. Terimakasih.. 😘
DeletePernah tinggal di banda aceh jg ya kak? Aku kuliah di banda jg soalnya kmrn hehe
ReplyDeleteBtw baru denger ada kejadian kayak gini ya. Tp Allah Maha Adil, akhirnya diganti jg dgn tiga anak. Tp perjuangannya pasti tidak terlupakan
Iya dulu pernah kerja di situ pasca tsunami, ketemu jodoh pun di situ... Heheh
Deletekok jadi serem pake acara diiket-iket gitu kak e? awak makin tegang ini karena udah tinggal nunggu hari buat melahirkan kak e.
ReplyDeleteBut thanks for sharing ya kakak.
Supaya kita jangan banyak gerak keknya...
DeleteTakutnya ntah hapahapa pulak yg tejait hihihi
Tepaksa dibordir, tak bisa dijelujur
Sebenarnya aq udah tahap ketakutan akut sama melahirkan. Tapi itulah mgkn Allah blm kasi amanah yg kuat kek kaka ini ya. Ku tak sangghop
ReplyDeleteMba desy.. Walopun sakitnya nelahirkan itu setengah mati, tapi itu hanya dua hari ngerasa sakit..
DeleteLiat bayinya di gendongan kita, dah lupa sakit tadi..
Begitu nengok org hamil, aqakpun pengen hamil lagi.. 😅
Hikss... Perjuangannya segitu hebat ya kak. Jadi ingat cerita mamak. Waktu ngelahirin Gacil yang sudah minta ampun
ReplyDeleteDuh, kebayang gimanalah perasaan kakak saat itu, tapi syukurlah semua akhirnya berbuah manis. Semoga anak-anak kakak nanti baca tulisannya ya, mengerti bagaimana perjuangan emak mereka
ReplyDelete😠aku jadi inget sakitnya ibuku yg juga kehilangan buah hatinya ðŸ˜
ReplyDeleteAlhamdulilah Allah memberi ganti yg lebih baik. Aamiiiin.
Alfie ikut nangis bac cerita ini. Betapa butuh perjuangannya seorang ibu saat melahirkan. Apalagi yang baca tentang keguguran.
ReplyDeleteAlfie juga merasa berdosa karena lagi ada masalah sama ibu dan mendiamkannya. Tapi melakukan itu karena Alfie merasa benar. Eh jadi curhat pula.
Pokoknya salut deh sama kakak
ya allah.. jika kaka ikot baby itu kak.. mungkin kakak tidak.bersama kami kak.mungkin ..ah..sudahlah..jujur sedih kak.. sedih saat kita berjuang tp allah punya cerita yg lebih baik untuk kita.
ReplyDeleteJujur ya mbak.... membaca kisah mbak, membuat air mata ini mengalir, walau saya belum menikah, namun sebagai seorang wanita, saya bisa merasakan kesedihan mbak. Alhamdulillah, Allah menitipkan tiga orang anak pada mbak, semoga mereka menjadi anak-anak yang sholeh.... Aamiin
ReplyDeleteMasyaAllah tabarakallah mbak vi...perjuangan dirimu luar biasa yak. Alhamdulillah dah dapat 3 jagoan...beberapa kali dengar cerita pasien2 ku yang preclamsi luar biasa merinding...bener2 pertaruhan hidup mati. Sehat sehat selalu ya mb vi n keluarga. Salam sama 3 jagoannya
ReplyDelete